Bukit Bintang Tiga Rasa, Desa Wisata di Lombok Barat

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Senin, 27 Mei 2019 | 14:03 WIB - Redaktur: Juli - 5K


Lombok Barat, InfoPublik - Bukit Bintang Tiga Rasa merupakan salah satu dari tiga bukit yang berjajar di Desa Gelangsar, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bukit yang terletak di Dusun Songoran ini memiliki panorama alam hijau yang memesona, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata.

Bila melepas pandang dari atas bukit ini, gugusan bukit  dan lembah hijau tampak indah dan memukau. Letaknya pun sangat strategis untuk menyaksikan  indahnya Kota Mataram. Demikian juga dengan kawasan Lombok Barat, khususnya Pantai Senggigi di bagian utara hingga ke Pantai Sekotong bagian selatan dapat disaksikan dari atas Bukit Bintang Tiga  Rasa.

Para pengunjung atau wisatawan jika menyempatkan diri menginap di  sebuah tenda pribadi atau di rumah warga yang disewakan, mereka pun dapat menikmati dan menyaksikan indahnya matahari pagi (sunrise) dan matahari senja (sunset) di satu tempat.

Muhad, selaku staf Desa Gelangsar dan juga Koordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Dusun Songoran mengatakan, berkat banyaknya pengunjung atau wisatawan yang sering datang di bukit ini, kelompok pemuda yang ada di dusun ini sengaja membangun sejumah gardu lepas pandang.

Gardu dibuat dengan berbagai bentuk dan penampilan yang menarik. "Biar wisatawan lebih tertarik untuk berkunjung, juga agar mereka lebih leluasa menyaksikan panorama alam hijau yang ada di sekitar,“ ujarnya ketika ditemui di sebuah gazebo yang berada di puncak Bukit Bintang Tiga Rasa, Minggu (26/5/2019).

Penampilan elok dari gardu-gardu lepas pandang tersebut merupakan hasil kreativitas dari kelompok pemuda yang bergerak di bidang pengembangan wisata desa atau Kelompok Pemuda Sadar Wisata (Pokdarwis). Gardu-gardu lepas pandang ini sengaja dirancang sedemikian rupa, dan bahan-bahannya pun terbuat dari kayu dan bambu yang diambil dari alam bukit ini.

Sebuah gardu lepas pandang yang bentuk bangunannya dirancang seperti perahu menjadi spot utama. Bangunan ini juga menjadi spot pertama yang akan ditemukan jika kita berkunjung di kawasan bukit ini.

Berada di atas gardu lepas pandang yang satu ini, pengunjung atau wisatawan dapat menikmati betapa indahnya panorama alam hijau yang ada pada wilayah bagian bawah dan yang ada pada bagian wilayah yang cukup jauh.  

Dua buah gardu lepas pandang lain yang terlihat klasik menjadi pendukung daya tarik wisata di Bukit Bintang Tiga Rasa. Kedua gardu lepas pandang  tersebut berbentuk tangga kayu dan melingkar ke atas dengan mengikuti arah ketinggian pohon yang tempatnya besandar.

Pada puncak anak tangga kayu tersebut terpasang gazebo kecil yang berfungsi sebagai spot untuk melepas pandang ke panorama alam sekitar. Letaknya pun tak jauh dari gardu lepas pandang utama, yaitu berada pada bagian depan. Hanya saja memiliki ukuran yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan spot utama yang berbentuk perahu. Dari ketinggian inilah para pengunjung atau wisatawan dapat memandang bebas ke bagian bawah atau ke  panorama alam hijau yang cukup jauh dari pandangan mata.  

Dari semua gardu lepas pandang yang ada di Bukit Bintang Tiga Rasa, salah satu di antaranya yang paling digemari oleh pengunjung yang berusia remaja adalah sebuah gardu lepas pandang yang terletak di ujung tebing dari Bukit Tiga Rasa. Bentuk gardu lepas pandang yang satu ini adalah sangat sesuai dengan simbol gejolak jiwa remaja.

Bentuk atau model “Love” adalah milik dari spot yang satu ini. Sebenarnya, spot ini juga merupakan sebuah gazebo, hanya mememiliki bentuk yang sangat unik dan klasik. Pintu masuk pada gazebo cantik ini dihiasi oleh sebuah bingkai yang berbentuk “Love” yang terbuat dari rajutan tangkai bambu kecil yang runcin, sehingga ketika seorang atau sepasang remaja yang duduk berhadapan pada tempat duduk yang telah disediakan di dalam gazebo cantik ini.

Layaknya berada di dalam sebuah foto berbingkai “Love”, dan berlatar pemandangan alam hijau yang asri.  Untuk menuju ke spot atau gardu lepas pandang “Love” yang satu ini, para pengunjung harus melewati sebuah titian bambu yang berbentuk klasik. Titian klasik tersebut terbuat dari deretan potongan-potongan bambu yang terangkai rapi dan kuat.

Dalam pengembangannya, pada awalnya bahwa Bukit Bintang Tiga Rasa merupakan sebuah lokasi bersepeda gunung, kemudian kelompok pemuda desa melakukan kerja sama dengan pemerintah desa dalam membangun lokasi ini menjadi sebuah obyek wisata alam. Dalam memperkuat pembangunan wisata tersebut, akhirnya kelompok pemuda desa membentuk Pokdarwis pada 2018.

Muhad selaku kordinator Pokdarwis mengatakan, “Kepala Desa Galangsar ABD. Rahman, S.Pd tetap berusaha mengeluarkan anggaran atau dana dari desa, dan pada 2019 kepala desa mengeluarkan anggaran untuk pembangunan wisata alam Bukit Bintang Tiga Rasa, termasuk biaya pembangunan gardu-gardu lepas pandang yang ada di atas bukit ini. Namun, sistem pengelolaannya berada di tangan kelompok pemuda,”ujarnya.

Fasiltas lain yang ada pada kawasan Bukit Bintang Tiga Rasa yaitu sebuah lapak makan dan minum, yaitu posisinya berada di dekat lahan parkir. Mengenai keamanan kendaraan, para tukang parkir sangat menjaga kendaraan-kendaraan yang ada dengan sistem penomoran, yang biayanya hanya dua ribu rupiah per kendaraan, atau sepeda motor.

Kendaraan yang bisa menjangkau lokasi wisata ini hanya kendaraan sepeda motor, mengingat rute perjalanan menuju ke lokasi ini harus melewati trek jalan sepeda yang masih sangat sempit dan berupa tanah, atau melintasi lahan perkebunan di pinggir tebing. Kecuali di ujung jalan bukit yang berupa aspal beton, kendaraan roda empat dapat memarkir di tepi jalan, atau jalan masuk menuju lokasi obyek wisata alam ini. 

Jarak tempuh menuju ke ke kawasan Bukit Bintang Tiga rasa, bila beranjak dari Kota Mataram, pengunjung dapat menempuh perjalanan sekitar tiga kilo meter, namun ketika sudah menemukan pusat perkampungan Desa Gelangsar, pengunjung siap-siap  untuk melewati tanjakan yang cukup terjal dan berliku ke atas bukit, yaitu kurang lebih lima ratus meter.

Fasilitas yang berupa hotel atau bungalo belum tersedia, namun menurut Muhad selaku kordinator Pokdarwis, untuk penginapan, warga setempat siap menyewakan rumahnya.

Hal lain yang dapat dijumpai oleh wisatawan pada wisata desa Bukit Bintang Tiga Rasa, yaitu berbagai macam bentuk kearifan lokal, seperti bagaimana warga petani mengolah kebun, aktivitas keseharian rumah tangga serta pola interaksi masyarakat.