Koordinasi BKKBN dan K/L Percepat Penurunan Stunting

:


Oleh Juli, Kamis, 28 Januari 2021 | 22:46 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 316


Jakarta, InfoPublik - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mengoordinasikan upaya percepatan penurunan stunting dengan berbagai instansi dan lembaga terkait.

“BKKBN siap untuk mengoordinasikan upaya percepatan penurunan stunting melalui kerja sama lintas Kementerian/Lembaga, lintas sektor serta lintas pemerintah Pusat dan daerah (sampai dengan tingkat desa)," ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana, seperti disampaikan dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Kamis (28/1/2021).

Kepala BKKBN menjelaskan bahwa pada Rapat Terbatas (Ratas) Program Percepatan Penurunan Stunting tanggal 25 Januari 2021 lalu, sesuai arahan dari Presiden RI, BKKBN mendapatkan mandat dan kepercayaan untuk menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan stunting.

"BKKBN siap mengerahkan dukungan 13.734 tenaga PKB/PLKB dan 1 juta kader yang tersebar di seluruh desa. Mempertimbangkan dampak pandemi COVID-19 serta pemenuhan target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024," kata Hasto.

Selain itu menurut dia, BKKBN akan memberikan perhatian yang lebih pada operasi akar rumput berbasiskan data teknis yang mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada 2021, BKKBN juga telah siap melaksanakan Pendataan Keluarga (PK) secara serentak di seluruh Indonesia.

"Produk data mikro akan dijadikan sebagai rujukan intervensi operasional di lapangan yang memberi keyakinan kepada kami bahwa program yang dirancang dapat sampai secara cepat dan tepat pada masyarakat yang membutuhkan," ujar dia.

Menurut data hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2020 menunjukkan bahwa, jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa. Sehingga total penduduk Indonesia telah bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP 2010, dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dalam dekade terakhir sebesar 1,25 %.

Hal ini lanjut dia, mengindikasikan bahwa melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), LPP telah berhasil diperlambat bila dibandingkan dengan periode 2000-2010 yang mencapai 1,49 persen per tahun.

Pemerintah pada 2021 telah menargetkan pencapaian sasaran strategis program Bangga Kencana yaitu: menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) menjadi 2,24 per wanita usia subur (WUS) dan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahu menjadi 24 kelahiran per 1.000 WUS usia 15-19 tahun.

Selain itu, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR) menjadi 62,16 persen; Menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 8,30 persen; Meningkatkan median usia kawin pertama perempuan menjadi 22 tahun dan meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga menjadi 55.

BKKBN telah melakukan beberapa perubahan yang telah dan sedang dilakukan, di antaranya : Pertama, Rebranding BKKBN yang telah menghasilkan empat perubahan nilai organisasi sesuai yang diharapkan oleh masyarakat, yaitu; Perubahan logo; Perubahan tagline dari ‘2 anak cukup’ menjadi "berencana itu keren dan 2 anak lebih sehat.

Kemudian, perubahan aransemen mars dan jingle KB, Perubahan nama program dari Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) menjadi Bangga Kencana dan Kedua, Perubahan konsep program Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas.

Ketiga, diversifikasi tugas tenaga PKB/PLKB dari hanya memberikan penyuluhan menjadi bertambah dengan juga bertanggung jawab dalam hal pendistribusian alat kontrasepsi pil dan kondom. Keempat, Peningkatan kualitas pelayanan KB melalui penyediaan alat dan obat kontrasepsi yang dibutuhkan dan nyaman bagi akseptor.

BKKBN telah merancang bangun inovasi percepatan melalui intervensi hulu yang bertujuan untuk mencegah terlahirnya bayi stunting serta telah menyusun 5 Strategi yaitu; 1) Mencegah kelahiran bayi berpotensi stunting, 2) Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), 3) Memperkuat basis data intervensi dan monitoring stunting, 4) Promosi dan Pelembagaan keterlibatan masyarakat, dan 5) Kemitraan penanganan stunting. Lima strategi ini didukung oleh 12 kegiatan prioritas. (BKKBN/foto)