Dirjen IKP Ajak Kaum Muda Tingkatkan Literasi di Medsos

:


Oleh Tri Antoro, Jumat, 11 September 2020 | 16:55 WIB - Redaktur: Untung S - 449


Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Widodo Muktiyo, mengajak, generasi muda meningkatkan kemampuan literasinya dalam menggunakan media sosial (medsos). Supaya, informasi yang beredar di lini masa medsos dapat dipenuhi dengan informasi yang bersifat positif.

"Literasi dalam penggunaan medsos harus dilakukan oleh generasi bangsa saat ini," ujar Widodo Muktiyo melalui Webinar Pentingnya Literasi Digital dalam Menghadapi Masa Depan pada Jumat (11/9/2020).

Menurut dia, para kaum muda saat ini mampu memiliki kemampuan literasi yang baik karena dapat berperan sebagai pemimpin opini ketika menggunakan medsos. Sehingga, penyebaran informasi yang berada di lini masa medsos dapat dipenuhi dengan informasi yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.

"Saya yakin adik-adik generasi muda menjadi opinion leader untuk perubahan perilaku," imbuhnya.

Perlunya hal di atas, kata dia, saat ini medsos dipenuhi dengan masifnya informasi yang bersifat post truth. Artinya, informasi yang tidak berbasis pada kebenaran, melainkan informasi yang dinarasikan dengan menarik tanpa dilengkapi dengan data yang sesungguhnya.

Ada oknum yang dapat merangkai cerita yang apik dapat membuat pengguna medsos mempercayainya. Tujuannya, merebut atensi para pengguna medsos sehingga lambat laun dapat mempercayai informasi yang dinarasikan oleh oknum tersebut.

"Kita masuk dalam era post truth. Era dimana kebenaran tidak penting, yang penting keberpihakan seseorang. Bagaimana oknum membuat ceritanya meyakinkan," tuturnya.

Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) oknum yang melakukan tindakan tersebut harus mendapatkan ganjaran hukum yang tegas. Mengingat, kondisi tersebut akan membebani kondisi psikologi masyarakat yang sedang gundah gulana akibat belum meredanya pandemi.

Dampaknya sangat tidak baik bagi imunitas masyarakat yang mengakibatkan menurunnya imunitas diri. Hal tersebut, menyebabkan masyarakat rentan terinfeksi virus Covid-19. "Ini membahyakan psikologi kita, karena membuat pusing dan stress," pungkasnya.