Menlu: UNHCR Data Pengungsi Rohingya di Aceh

:


Oleh Eko Budiono, Sabtu, 11 Juli 2020 | 18:35 WIB - Redaktur: Untung S - 312


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, mengatakan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (UNHCR) telah melakukan pendataan migran Rohingnya di Aceh.

"Proses registrasi untuk migran Rohingya sedang dan terus berjalan. UNHCR telah meregistrasi 90 migran," kata Retno melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/7/2020).

Menurut Retno, dari proses identifikasi yang dilakukan, terdapat 25 anak-anak tanpa keluarga. Dari 25 anak tersebut, 13 anak-anak tanpa keluarga atau kerabat telah mendapat pendamping atau wakil sementara dari kalangan migran.
 
Sementara itu, ujar Retno, 12 lainnya telah didampingi oleh keluarga tidak langsung anak-anak tersebut, seperti paman, bibi dan sebagainya, yang juga ada di dalam rombongan tersebut

Retno mengatakan bahwa berdasarkan informasi terakhir yang kami peroleh sampai pagi ini dari lapangan, diperoleh informasi bahwa pemindahan migran Rohingnya dari kantor lama imigrasi Lhokseumawe ke Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe, Aceh akan segera dilakukan.

"Proses pemindahan ini akan terus mempertahankan protokol kesehatan Covid-19, termasuk pemberian bantuan alat-alat kebersihan setelah proses pemindahan dilakukan," urainya.

"Kita juga terus memberikan perhatian terhadap kebutuhan logistik dan kesehatan para migran, termasuk adanya tenaga medis yang selalu berjaga di tempat penampungan," tambahnya.
 
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) menyambut keputusan Indonesia untuk menerima, memberikan bantuan, dan perlindungan kemanusiaan kepada hampir 100 pengungsi Rohingya.
 
Para pengungsi Rohingnya, yang diselamatkan pada pertengahan Juni lalu di Aceh, saat ini ditempatkan di pusat penampungan di Lhokseumawe.

UE menuturkan, penyelamatan para pengungsi Rohingya, yang telah menghadapi kondisi yang mengerikan, adalah bentuk penghormatan terhadap hukum internasional dan membuktikan kemurahan hati rakyat, dan pemerintah Indonesia.
 
Bekerjasama dengan pihak berwenang Indonesia yang relevan, Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dan organisasi kemanusiaan lainnya, UE akan memobilisasi dukungan kemanusiaan untuk menangani kebutuhan dasar paling mendesak dari para pengungsi yang terkena dampak," kata UE.
 
Dalam pernyataanya, UE berharap pemerintah Myanmar menciptakan kondisi yang memungkinkan mereka kembali secara aman, berkelanjutan, bermartabat, dan sukarela ke tempat asal mereka, termasuk melalui implementasi yang kredibel dari rekomendasi Komisi Penasihat Negara Rakhine, yang telah disahkannya, dan dalam sesuai dengan langkah-langkah sementara yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional.
 
"Kami tegaskan bahwa semua angkatan bersenjata di Myanmar harus segera melaksanakan gencatan senjata tanpa syarat, termasuk di Rakhine dan Negara-negara Chin, dan berkomitmen kembali pada proses perdamaian yang inklusif," ujarnya.

UE juga menyerukan semua negara di kawasan, termasuk negara-negara anggota ASEAN, untuk lebih terlibat dengan [emerintah Myanmar untuk memastikan bahwa mereka meningkatkan upayanya menuju solusi yang adil dan tahan lama untuk masalah Rohingya, sejalan dengan prinsip-prinsip hukum internasional.
 
Selain itu, Organisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO) menyampaikan ungkapan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia atas keputusan penyelamatan 100 pengungsi Rohingnya yang terkatung-katung di lautan.

ARNO, yang berbasis di London, Inggris, itu mengatakan apa yang ditampilkan Indonesia adalah demonstrasi nyata dari persaudaraan, kepemimpinan dan gerakan kemanusiaan yang menonjol. (Foto: Kemlu)