:
Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 2 Mei 2017 | 15:13 WIB - Redaktur: Elvira - 1K
Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo) melakukan kesepakatan kerja sama terkait produk asuransi curah hujan bagi para petani.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Kepala BMKG Andi Eka Sakya dan Presiden Direktur PT Sompo Insurance Indonesia Daniel Neo, dan Direktur Operasional PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz, di Jakarta, Selasa (2/5), disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch. Muchlasin.
Kerja sama ini bertujuan turut membangun kesejahteraan para petani Indonesia dengan meluncurkan produk Asuransi Curah Hujan (Weather Index Insurance), yang merupakan produk asuransi mikro pertama di Indonesia. Diharapkan asuransi ini dapat membantu para petani skala kecil jika panennya mengalami kegagalan.
Menurut Kepala BMKG Andi Eka Sakya, cuaca yang tidak menentu mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian. Kondisi ini dapat mengganggu hasil panen dan mengakibatkan ketidakstabilan penghasilan para petani Indonesia.
"Oleh karena itu, tugas kami memberikan informasi berupa data curah hujan setiap tiga bulan sesuai periode panen di tempat-tempat yang di tunjuk PT Sompo. Apabila indeks curah hujan dibawah atau sama dengan ambang batas yang ditetapkan, maka Sompo Insurance akan memberikan kompensasi kepada para pemegang polis (petani)," jelas Andi di Jakarta, Selasa (2/5).
Lebih lanjut Andi mengatakan, sebagai awal akan dimulai di Kabupaten Bojonegoro dan Lombok Tengah pada periode panen bulan Oktober hingga Desember 2017. Selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain di Indonesia.
"Ini sebuah terobosan. Mempercepat proses recovery bagi para petani yang diproyeksikan akan mengalami panen yang kurang dari semestinya atau malah gagal panen," ujar Andi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sompo Daniel Neo mengungkapkan, sebenarnya produk ini sudah ada untuk Sompo di negara lain, seperti Thailand. Tapi untuk di Indonesia, ini akan jadi produk pertama di sektor pertanian.
Produk itu, kata dia, memang dimaksudkan untuk membantu para petani mengamankan hasil panen mereka. Apalagi mengingat kondisi cuaca di Indonesia yang kurang menentu, khususnya beberapa tahun belakangan, sehingga membuat banyak petani mengalami gagal panen.
Kelebihan produk ini, ujar Daniel, yaitu dari sisi kemudahan untuk melakukan klaim. Biasanya, proses klaim untuk kerugian pertanian terbilang lama. Mulai dari mengajukan klaim, proses verifikasi panen yang gagal, hingga pembayaran.
"Di Sompo, proses itu dipermudah. Proses verifikasi dihilangkan dan digantikan dengan peran pihak ketiga, yakni pemerintah (BMKG). Kami mengganti semua kerusakan panen petani akibat iklim yang tidak bagus berdasarkan data dari BMKG," kata Daniel.
Jika ada petani yang mengajukan klaim, sambungnya, maka Sompo akan menghubungi BMKG untuk mengetahui berapa jumlah curah air hujan di daerah tersebut. Kalau memang sudah melewati angka 23 cm, maka kerugian petani akan langsung dibayarkan.
"Sebenarnya produk ini lebih sebagai upaya kami untuk membantu petani, khususnya petani kecil yang memang selama ini kesulitan untuk mengakses layanan asuransi," ungkap Daniel.