Waspada TBC

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 31 Maret 2022 | 11:02 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 532


Jakarta, InfoPublik - Jangan remehkan Tuberculosis (TBC)!  Penyakit yang disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis ini dapat menyerang bagian tubuh manapun. Namun yang tersering dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru.

Saat ini di Indonesia diperkirakan ada 824.000 kasus dengan jumlah kematian 93.000 per tahun atau setara 11 kematian per jam. Dengan jumlah yang sedemikian besar itu, membuat Indonesia berada pada peringkat ketiga setelah India dan Cina.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto, dari 824.000 pasien tersebut, hanya 49 persen yang ditemukan dan diobati. Selebihnya, penderita TBC di Indonesia masih belum diobati. Karena belum diobati mereka ini bisa menjadi sumber penularan.

“Upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat,” kata Didik, seperti dilansir dari dikutip dari laman Kemkes.go.id, Selasa (22/3/2022).

Dalam rangka memperingati hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada 24 Maret lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melakukan skrining TBC besar-besaran.

Skrining dilakukan untuk memutus rantai penyakit itu. Kata Didik, pihaknya berencana menskrining TBC 500an ribu kasus yang belum ditemukan. Skrining dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien.

Didik mengungkap, sebanyak 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru. Jenis TBC ini berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Sementara daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Mengenali Gejala
Penyakit TBC bisa dikenali dari sejumlah gejala yang timbul, yakni:
1. Batuk berdahak terus-menerus selama 2 sampai 3 minggu atau lebih
2. Sesak napas
3. Nyeri pada dada
4. Badan lemas dan rasa kurang enak badan
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun
7. Berkeringat pada waktu malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun.
8. Beberapa pengidap tuberkulosis juga mengalami kondisi nyeri tulang.

Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC batuk atau bersin menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis. Meski biasanya menyerang paru-paru, tetapi penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya, seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.

Pencegahan terhadap penyakit ini bisa dilakukan dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi.(*)

(Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) kepada siswa saat penyuluhan di SMPN 4 Kota Tangerang, Banten, Kamis (24/3/2022). UPT Puskesmas Sukasari melakukan penyuluhan tentang TBC kepada siswa sekolah sebagai edukasi sejak dini sekaligus peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap 24 Maret. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.)