Cerita di Balik Ritual Kendi Nusantara

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 22 Maret 2022 | 05:23 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 991


Jakarta, InfoPublik - Ditempatkan dalam sebuah kendi yang berbalut kain, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan dua kendi ke Presiden Joko Widodo. Kendi pertama berisi satu liter tanah. Jokowi lalu menuangkan tanah itu ke sebuah bejana Nusantara. Kendi kedua yang berisi dua kilogram tanah itu juga dituangkan ke kendi besar itu.

Sebanyak 34 gubernur hari itu datang ke acara ritual Kendi Nusantara yang dilakukan di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022) pagi. Masing-masing gubernur membawa satu liter air dan dua kilogram tanah untuk disatukan dalam bejana (kendi besar) Nusantara. Ritual itu merupakan penanda dimulainya pembangunan ibu kota baru Indonesia.

Masing-masing gubernur membawa air dan tanah dari tempat yang dianggap punya sejarah. Seperti Khofifah. Ia mengambil tanah dari bekas ibu kota Kerjaaan Majapahit yang ada di Kabupaten Mojokerto. Air yang dibawa berasal dari tujuh sumber mata air yang ada di banyu Panguripan yang ada di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Pun tanah. Tanah diambil dari Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Desa ini diduga dulunya menjadi pusat kota Kerajaan Majapahit.

Menurut Jokowi, prosesi tersebut menggambarkan ragam perbedaan dan persatuan di Indonesia. "Ini bentuk kebhinnekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita," kata Jokowi saat prosesi penyatuan tanah dan air, Penajam Paser.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, menegaskan, acara Kendi Nusantara murni ide Presiden Joko Widodo. "Idenya dari beliau (Jokowi), menandakan tanah dan air. Jadi tanah airku kan kaya lagu Indonesia Raya," ujar Heru.

Ritual Kendi Nusantara merupakan prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa para gubernur dari daerahnya masing-masing. Masing-masing tanah dan air disatukan ke dalam kendi besar yang terbuat dari tembaga yang disebut bejana Nusantara.

Prosesi penyatuan air dan tanah ke dalam bejana nusantara menjadi simbol pemersatuan 34 provinsi di Indonesia menjadi satu Tanah Air. “Kita adalah Nusantara yang dari ujung Aceh sampai Papua dan kearifan lokal yang berbeda-beda dijadikan satu, menjadi satu, menjadi kalimat tanah air,” ujar Heru.

Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Tengah Prof. Dr. Wasino berpendapat, tanah dan air merupakan perwujudan dari ibu pertiwi. Penyatuan air dan tanah dari seluruh provinsi itu bermakna nasionalisme dan cinta terhadap bangsa.

"Jadi IKN bukan milik orang Kalimantan, bukan milik orang Jawa saja tapi milik seluruh bangsa Indonesia," kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.

Sementara menurut Guru Besar Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada Heddy Shri Ahimsa-Putra, ritual kendi yang dilakukan di titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN) itu merupakan hasil adopsi ritual selamatan dalam tradisi masyarakat Indonesia.

Ritual itu, kata dia, juga dipraktikkan oleh banyak suku bangsa di Indonesia ketika akan pindah rumah. Berbeda dengan akan pindah rumah, ritual pindah ibu kota tentu elemen yang digunakan juga lebih besar.

Sedangkan kendi, menurut Heddy, juga memiliki makna khusus. Kendi itu, kata dia, pertemuan tanah dan air. "Kendi itu terbuat dari tanah, dan isinya air, dan buat orang Indonesia, tanah air itu ya nomor satu," kata Heddy.(*)

(Sebuah kendi yang berisi tanah dan air dari seluruh provinsi se-Indonesia usai seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Presiden Joko Widodo menggelar seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol IKN Nusantara dengan mengumpulkan 34 tanah dan air yang dibawa gubernur se-Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.)