:
Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 14 Februari 2022 | 06:54 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 487
Jakarta, InfoPublik - Penantian panjang itu mulai menunjukkan hasil. Rabu (9/2/2022), bertempat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya, uji klinis fase 1 vaksin Merah Putih mulai dilakukan. Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis merupakan satu dari enam lembaga yang ikut mengembangkan vaksin ini.
Enam lembaga lain yang turut serta adalah ITB, UGM, UI, Universitas Padjajaran, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dari ketujuh lembaga yang mengembangkan vaksin Merah Putih produk dalam negeri, yang dilakukan oleh Unair bersama PT Biotis memiliki perkembangan paling cepat.
Uji klinis fase 1 dilakukan di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya, Rabu (9/2/2022) melibatkan 90 relawan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pun menyempatkan diri melihat langsung kegiatan tersebut.
Menurut Koordinator Riset vaksin Merah Putih Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, 90 relawan yang berusia 18 sampai 60 tahun telah menjalani skrining pada Selasa (8/2/2022). "Hari ini (Rabu) mereka mendapatkan vaksin Merah Putih dosis pertama berbasis inactivated virus buatan Unair," kata Nyoman.
Sementara Rektor Unair Moh Nasih menjelaskan, terdapat tiga tahap uji klinis yang harus dilalui vaksin Merah Putih sebelum diproduksi massal.
Pada uji klinis fase pertama, dibutuhkan 90 relawan. Kemudian pada fase dua dibutuhkan 400 relawan, dan fase tiga dibutuhkan 5.000 relawan.
Bila uji klinis fase 1 sukses, fase 2 melibatkan 400 relawan dan fase 3 5.000 relawan. Setelah ketiga fase uji klinis ini gol, vaksin bisa disuntikkan untuk umum pada pertengahan tahun ini.
Sebelum uji dilakukan, vaksin Merah Putih ini juga sudah mengantongi sertifikat halal per 7 Februari 2022 sampai 6 Februari 2026 dari MUI.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, vaksin Merah Putih nantinya tak hanya untuk booster dan vaksin anak, tapi juga akan diniatkan untuk vaksin donasi internasional. Diharapkan vaksin Merah Putih dapat menembus negara dengan populasi penduduk Muslim.
“Presiden bersedia menggunakan ini sebagai vaksin donasi dari Republik Indonesia khususnya sebagai ketua G20 ke negara-negara lain yang membutuhkan,” kata Budi, Rabu (9/2/2022).
Untuk mencapai tujuan tersebut, kata Budi, vaksin Merah Putih harus sesegera mungkin menempuh proses registrasi skala global.
“Sebelum diedarkan secara internasional, vaksin Merah Putih harus terlebih dahulu melakukan proses registrasi di World Health Organization (WHO), dan mendapatkan listing internasional,” kata Budi.
Rektor Universitas Airlangga Moh. Nasih berharap kehadiran vaksin Merah Putih benar-benar menjadi solusi dari pandemi COVID-19.
“Vaksin ini akan menjadi vaksin COVID-19 berstatus halal pertama," kata dia.
Perjalanan vaksin Merah Putih dimulai dari proses animal trial pada awal hingga pertengahan tahun 2021. Selanjutnya, proses uji pra-klinik macaca (monyet) komorbid dan dewasa tua pada bulan Juli dan Agustus 2021. Uji pra-klinik macaca dewasa, muda, dan remaja pada September 2021. Uji pra-klinik macaca anak dan bunting pada Oktober 2021.
Pada November 2021 bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Airlangga, Prof. Dr. Moh. Nasih menyerahkan bibit vaksin Merah Putih kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk proses penyelesaian vaksin Merah Putih.
(Petugas kesehatan berada di ruang vaksinasi saat dimulainya Uji Klinis Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Uji klinis vaksin Merah Putih untuk penanggulangan COVID-19 tersebut telah memasuki tahap pertama yang akan diikuti 90 orang. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.)