Omicron Merebak, PTM Jalan Terus

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 25 Januari 2022 | 10:36 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 464


Jakarta, InfoPublik - Kepastian itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Kata Luhut, meski kasus varian Omicron terus bertambah, pemerintah tetap memutuskan pembelajaran tatap muka 100 persen jalan terus.

"Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan diambil keputusan tersendiri. Jadi kita tidak ada rencana untuk menghentikan tatap muka, sekolah tatap muka," ujar dia dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).

Kepastian ini sekaligus menjawab imbauan yang dikeluarkan lima organisasi medis. Kelima organisasi medis itu meliputi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (Perki), serta Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia (Perdatin).

Kelima organisasi ini meminta agar pemerintah mengevalussi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada kelompok usia kurang dari 11 tahun. Sebab, menurut mereka, anak-anak belum dapat patuh sepenuhnya terhadap protokol kesehatan. Alasan lainnya karena vaksinasi lengkap bagi anak berusia 11 tahun ke bawah belum tersedia.

”Anak berpotensi mengalami komplikasi berat, yaitu multisystem inflammatory syndrome in children associated with COVID-19 (sindrom peradangan multisistem pada anak) atau MIS-C," Ketua Umum Perki Isman Firdaus melalui keterangan tertulis, Minggu (23/01/2022).

Selain itu, anak juga berpotensi mengalami komplikasi long COVID-19 lainnya, sebagaimana orang dewasa. Akibatanya, kinerja organ tubuh juga akan terganggu.

Kasus varian Omicron di Indonesia tercatat telah membawa korban. Dua orang yang terpapar varian ini meninggal beberapa waktu lalu.

Dengan adanya kematian itu, Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto, meminta agar penyebaran Omicron diwaspadai. ”Menurut laporan beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya,” ujarnya.

Varian Omicron dilaporkan menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya namun belum menunjukan efek yang lebih berbahaya. Sejumlah studi juga menunjukan bahwa Omicron bisa menginfekasi mereka yang pernah dinyatakan positif COVID-19.

Karenana, kelima organisasi profesi medis itu mengajukan sejumlah rekomendasi. Pertama, membiarkan anak dan keluarga untuk memilih PTM atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kedua, mendorong anak-anak dengan penyakit penyerta (komorbid) untuk memeriksakan diri ke dokter.

Ketiga, anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap COVID-19 dapat mengikuti PTM dengan protokol kesehatan. Terakhir, mendorong sekolah untuk memberlakukan sistem buka tutup sekolah secara transparan.

”Kami juga mengimbau orangtua melengkapi vaksinasi reguler melalui imunisasi kejar bagi anak-anak. Tujuannya, agar anak tetap terlindungi dari kemungkinan penyakit lain,” kata Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso.

Saat PTM berlangsung, kasus COVID-19 ditemukan di sejumlah sekolah. Per 18 Januari 2021, DKI Jakarta mencatat ada 72 kasus Covid-19 yang ditemukan di 43 sekolah. Namun, dari hasil pemeriksaan kasus COVID-19 yang ditemukan itu bukan varian Omicron.

Belum ditemukannya kasus penularan varian Omicron saat PTM digelar ini bisa jadi membuat pemerintah belum mengeluarkan kebijakan baru. Menurut Luhut, setiap kebijakan yang diambil pemerintah terkait penanganan penyebaran varian Omicron harus selalu tepat dan terukur. Ia memastikan pemerintah selalu menggunakan data untuk menganalisa dan memprediksi kondisi pandemi.

Data dari berbagai negara, kata Luhut, semakin menunjukkan, varian Omicron ini memberikan risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah. Namun begitu, kecepatan penularan varian ini menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam.

Hal tersebut, menurutnya, berpotensi untuk meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat, sehingga mengancam sistem fasilitas perawatan rumah sakit.(*)

(Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di SMP 26 Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (24/1/2022). Pemerintah Kota Depok mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh atau 100 persen mulai hari ini. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.)