Booster Vaksin Itu Bernama Merah Putih

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 7 Desember 2021 | 08:04 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 392


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah terus mengebut penyelesaian pembuatan vaksin Merah Putih. Saat ini, vaksin COVID-19 Merah Putih yang dikembangkan Indonesia telah masuk tahap uji klinis fase dua. Jika lolos uji klinis, izin penggunaan darurat dari BPOM bakal diterbitkan.

"Pengembangan dan uji klinis yang sedang berlangsung saat ini untuk menghasilkan vaksin primer, sehingga akan ada kemungkinan perubahan protokol uji klinis," kata Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito di Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Menurut Penny, rencananya, vaksin Merah Putih ini akan digunakan untuk vaksin booster. Jika digunakan untuk vaksin booster, masih diperlukan uji klinis lanjutan.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyebut, pengembangan vaksin Merah Putih saat ini menghadapi sejumlah kendala. Pertama, soal keterbatasan infrastruktur produksi berstandar cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Kedua, terbatasnya fasilitas uji praklinis tahap kedua yang menggunakan satwa primatamacaca fascicularis(monyet ekor panjang).

"Itu juga menjadi tantangan yang dihadapi para periset dalam melakukan penelitian dan pengembangan vaksin Merah Putih di Tanah Air," kata Laksana Jumat (3/12/2021).

Tapi jangan khawatir. BRIN kini sedang membangun dua infrastruktur utama, yakni infrastruktur produksi berstandar CPOB dan fasilitas uji praklinis tahap 2 di kawasan Cibinong Science Center di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dua infrastruktur diharapkan siap di akhir triwulan I 2022. Jika infrastruktur itu sudah siap maka pengembangan vaksin itu sudah bisa dimulai.

Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fedik Abdul Rantam menuturkan, saat ini vaksin COVID-19 yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis telah memasuki uji praklinik tahap kedua.

"Harapan kami memang nanti bulan Maret [2022] sudah bisa menerima EUA dan selanjutnya baru bisa diproduksi secara massal dan bisa digunakan untuk masyarakat," kata Fedik Senin (23/8/2021).

Vaksin Merah Putih merupakan pengembangan vaksin berbasis isolat virus Indonesia.

Menurut Tedjo Sasmono dari Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN, pada pengembangan vaksin ini Eijkman mengembangkan dua platform yakni mamalia-stable dan yeast.

Saat ini Eijkman sedang mengembangkan dua seed dengan system ekspresi yeast yang sedang dilakukan peningkatan yield di mitra industri. Secara paralel, Eijkman juga terus mengembangkan system ekspresi yeast yang baru dan salah satu di antaranya mengandung mutasi Varian Delta.

Vaksin Merah Putih ini sangat dinanti-nanti masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat saat awal pemerintah berencana mengembangkan vaksin sendiri.

Penantian ini tercermin dari hasil survei tentang Pemahaman dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin dan Obat Virus Corona (Covid-19) di Indonesia yang dilakukan Lapor Covid-19.

Survei yang dilakukan pada 22 September–3 Oktober 2020 secara daring menyebut, 44 persen responden setuju menggunakan vaksin merah putih buatan Eijkman itu. Sementara ada 37 persen responden mengaku ragu-ragu, 3 persen tidak setuju, dan 16 persen mengaku sangat tidak setuju.

(Petugas medis Polres Kendari memasukan cairan vaksin kedalam spoit suntik saat vaksinasi COVID-19 di Polsek Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (2/12/2021).)