Sejarah Festival Payung Indonesia

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 30 November 2021 | 17:43 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kata payung tak asing di telinga kita. Ia kerap kita jadikan alat pelindung kala hujan maupun panas. Tapi kini payung tak hanya untuk itu. Sejak 2014 lalu, Kementerian Pariwisata menggelar festival payung. Sejak saat itu, acara ini menjadi agenda rutin tahunan.

Pada tahun ini, meski situasi masih pandemi, ajang ini akan kembali digelar. Rencananya acara itu bakal diadakan pada 3-5 Desember 2021 di Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah.

Taman seluas 9,8 hektare itu dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII pada 1921 untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Ada kolam besar dan dua patung putri ini yang melambangkan kedua puteri raja itu.

Kali ini panitia akan mengangkat tema "this too, shall pass" (yang inipun, akan berlalu). Melalui tema ini kita semua diajak untuk tetap optimis di tengah masa pandemi. Pandemi akan berlalu dan menjadi suatu peluang.

Karena masih pandemi, festival payung akan dilaksanakan secara hybrid dan pengunjung yang datang akan dibatasi.

Muasal Festival
Penyelenggaraan festival ini berawal dari lesunya industri kerajinan payung tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Harapannya dengan diangkat menjadi festival, industri kerajinan payung bisa kembali bangkit. Pelakunya pun diharapkan bisa mengembangkan ruang kreatif baru.

Festival pertama payung digelar di Taman Balekambang, Solo. Pada 2015 festival yang mengusung tema “Payung Lahir Kembali dalam Kebaruan Artistik Visual,” diikuti oleh 13 daerah. Ada juga peserta dari Thailand, Tiongkok, dan Jepang.

Pada 2016, festival kembali digelar untuk ketiga kalinya di Taman Balekambang. Dengan pasar payung sebagai agenda utamanya. Berbeda dengan festival sebelumnya, pada tahun ini festival memiliki sejumlah rangkaian kegiatan di antaranya karnaval Payung, Pentas Tari Payung, Solo Dance Festival, Fashion Show Payung, Workshop dan Melukis Payung, Pameran dan Lomba Foto, Sarasehan dan Refleksi, dan Workshop Wordl Culture Forum.

Pada tahun ketiga sejumlah negara sahabat juga turut meramaikan. Ada Jepang, Thailand, Kamboja, Tiongkok dan beberapa negara sahabat lainnya.

Berbeda dengan tiga kali festival sebelumnya, pada 2017 festival digelar di Puro Mangkunegaran, Solo. Pada festival kali ini negara sababat yang ikut hanya Thailand.

Tema yang diusung pada festival payung 2017 adalah “Sepayung Indonesia.” Tema itu bertujuan untuk mendorong persahabatan dan perdamaian dalam keberagaman yang ada di Indonesia, yang akhir-akhir ini sedang mengalami banyak ancaman.

Tak hanya diisi dengan pameran ratusan payung, festival juga diramaikan dengan workshop menghias payung. Juga ada fashion show kain lurik dan payung dari berbagai daerah di Indonesia, pentas seni tari dai para maestro tari di Indonesia seperti Didik Nini Thowok, Ayu Bulantrisna Djelantik.

(Festival payung tahun ini akan digelar di Taman Balekambang, Solo pada 3-5 Desember 2021. Foto: tangkapan layar instagram festival payung Indonesia)