Tumbuhan Penghasil Logam Mulia

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 29 November 2021 | 15:39 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Bisa jadi ini kabar baik dan gembira untuk kita yang ada di Indonesia. Ternyata, Indonesia memiliki tanaman yang bisa menghasilkan emas. Emas? Ya logam mulia emas.

Logam mulia dapat diekstrak dari tanaman yang menyerap logam berat (termasuk logam mulia).

Kabar itu diungkapan Prof Hamim saat Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB University, dua pekan lalu. Menurut dia, logam berat merupakan komponen yang tidak mudah terdegradasi dan keberadaannya di tanah bisa mencapai ratusan tahun.

“Pada tumbuhan, toksisitas logam berat menyebabkan penghambatan fotosintesis, pertumbuhan akar dan tajuk yang berakibat pada penurunan produksi bahkan bisa mnyebabkan kematian. Logam berat bisa menyebar melalui rantai makanan secara biologis sehingga membahayakan kesehatan manusia,” ujar Hamim seperti dilansir laman ipb.ac.id.

Tumbuhan memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan untuk menyerap logam berat dari lingkungannya. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai agen pembersih lingkungan yang dikenal sebagai fitoremediasi. Tumbuhan yang dapat menyerap logam berat dalam jumlah besar dalam jaringannya itu disebut tumbuhan hiperakumulator.

Nama itu diberikan karena jenis tumbuhan ini memiliki kemampuan menyerap logam berat di dalam biomassanya dalam kadar yang luar biasa tinggi. Jenis tumbuhan ini mampu menyerap nikel sebesar 10 mg/kg berat kering (setara dengan 0,001%).

Tumbuhan ini banyak ditemukan di wilayah dengan kandungan logam tinggi misalnya tanah serpentine dan ultramafic. Di Indonesia wilayah yang memiliki lahan ultramafic terbesar di dunia meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. Sayangnya, kata Hamim, potensi tumbuhan hiperakumulator di daerah ini belum tergali secara optimal.

Menurut Hamim, beberapa tumbuhan di seputar tambang emas juga bisa menjadi alternatif sumber genetik bagi tumbuhan hiperakumulator logam emas. Hasil eksplorasi tumbuhan di seputar tailing dan pertambangan emas PT Antam UBPE Pongkor diketahui hampir semua jenis tumbuhan yang tumbuh di sana punya kemampuan mengakumulasi emas meskipun pada kadar yang masih rendah.

“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di seputar tailing, memiliki kemampuan akumulasi emas yang paling tinggi. Tumbuhan lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi dalam mengakumulasi logam emas (Au). Typha bisa menghasilkan 5-7 gram emas per hektar," ujar Hamim.

Lebih dari sekadar logam mulia, tanaman-tanaman itu juga bisa menjadi solusi membersihkan lingkungan tercemar dengan tingkat kontaminasi yang parah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh kelompok peneliti fitoremediasi Pusat Penelitian Biologi
LIPI mengungkapkan bahwa banyak jenis tumbuhan yang toleran dan mampu tumbuh
pada limbah pengolahan emas yang tercemar logam berat. Di antara tumbuhan asli ini adalah Ipomoea sp dan Mikania cordata.

Ada juga tumbuhan air seperti azolla, genjer, dan eceng gondok. Juga tumbuhan Mimosa pigra, Crotalaria juncea, Crotalaria sp. dan Ipomoea sp, Saccharum spontaneum dan rumput
vetiver.

Ada juga tumbuh lain yang toleran terhadap merkuri seperti Lindernia crustacea (L.) F.M.), Digitaria radicosa (Presl) Miq, Zingober sp dan Colocasia sp.

(Bayam, salah satu tumbuhan yang punya potensi mampu menyerap logam Au. Foto: pixabay)