Laporan yang Mengkhawatirkan Luhut

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Selasa, 16 November 2021 | 18:36 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 451


Jakarta, InfoPublik - Laporan itu mampir ke meja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan. Isinya cukup mengkhawatirkan. Laporan itu menyebut, dalam sepekan terakhir ada indikasi kenaikan kasus positif COVID-19 di wilayah Jawa dan Bali.

Kenaikan itu dipicu lantaran kesadaran masyarakat mematuhi protokol kesehatan dari hari ke hari mulai kendor.

"Ada 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu. Sebanyak 34 persen kabupaten/kota juga mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu," ujar Luhut, Senin (15/11/2021).

Dari pantauan indikator Google Mobility, mobilitas masyarakat di Jawa-Bali mengalami kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu. Bahkan, kata Luhut, kondisinya mendekati posisi periode Idulfitri pada Mei-Juni 2021.

Kondisi ini membuat Luhut khawatir. Apalagi saat masih terdapat 47 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi Covid-19 untuk lansianya masih di bawah 50 persen. "Lalu ada 75 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan vaksinasi dosis kedua-nya masih di bawah 50 persen," ujar Luhut.

Dalam asesmen yang akan berlaku dalam dua minggu ke depan, terdapat penambahan 10 Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam level 2 dan 5 sebanyak 5 Kabupaten/Kota masuk ke dalam level 1.

"Hingga jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam level 1 menjadi 26 Kabupaten Kota, level 2 menjadi 61 Kabupaten/Kota dan level 3 menjadi 41 Kabupaten/Kota,” kata Luhut.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per Senin (15/11/2021), ada penambahan 221 kasus baru virus corona. Jumlah tambahan kasus harian ini lebih sedikit dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 399 kasus. Hingga saat ini total Kasus mencapai 4.251.076 dengan 4.098.884 pasien dinyatakan sembuh dan 143.670 orang meninggal dunia.

Agar tak terjadi lonjakan kasus, Luhut pun langsung mengeluarkan pesan. Ia meminta agar masyarakat tidak kendor melaksanakan protokol kesehatan. Apalagi pada Desember mendatang akan ada Hari Raya Natal dan Tahun Baru.

Libur akhir tahun ini dan awal tahun ini, menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dipastikan akan memicu gelombang ketiga COVID-19.

Kata Nadia, ada empat hal yang bisa memicu gelombang ketiga COVID-19. Pertama, pola penyebarannya yang bersifat fluktuatif.

Kedua, vaksinasi. Menurut Nadia, sejumlah negara di dunia dengan cakupan vaksinasi tinggi saja masih menghadapi gelombang ketiga COVID-19, seperti Inggris, Amerika, hingga Israel.

Ketiga adanya varian Delta yang masih mendominasi di Indonesia. Berdasar data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan hingga 16 Oktober 2021, total kasus Delta di Indonesia mencapai 4.025, kasus Alpha 68, dan kasus Beta 22. Varian Delta merupakan varian yang sangat mudah menyebar, ganas, dan sifatnya sangat infeksius.

Keempat, mobilitas penduduk. Akhir tahun ini diperkirakan mobilitas masyarakat akan sangat tinggi.

Untuk mengantisipasi lonjakan, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan. Selain itu, pemerintah juga akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansianya masih di bawah 50 persen.

(Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pidato saat pembukaan Festival UMKM Toba Vaganza di Hotel Niagara, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (12/11/2021). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.)