Membebaskan Dunia dari Hepatitis

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 28 Juli 2021 | 22:26 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 470


Jakarta, InfoPublik - Setiap tanggal 28 Juli, dunia memperingati hari hepatitis. Pada tahun ini tema yang diusung adalah "Hepatitis Tidak Bisa Menunggu." Tema ini dipilih untuk menyampaikan seruan pentingnya membebaskan dunia dari hepatitis pada 2030.

Hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan, dan penyakit autoimun. Dari sederet penyebab tersebut, paling banyak ialah kasus akibat serangan virus Hepatitis.

"Satu orang meninggal setiap 30 detik akibat penyakit hepatitis," tulis Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam peringatan hari hepatitis sedunia tahun 2021.

Virus hepatitis terdiri dari virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Berdasarkan cara penularannya, ada dua kelompok virus hepatitis.

Kelima jenis hepatitis itu memiliki gejala yang berbeda.
- Hepatitis A
Infeksi hati dapat dicegah dengan vaksin yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi. Hepatitis A sangat menular.

Gejala hepatitis A dapat bertahan hingga 2 bulan seperti kelelahan, mual, sakit perut, dan penyakit kuning. Kebanyakan orang dengan hepatitis A tidak memiliki penyakit jangka panjang.

- Hepatitis B
Sama dengan hepatitis A, pada hepatitis B ini juga terjadi infeksi hati. Infeksi ini dapat dicegah dengan vaksin yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B menyebar ketika darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi virus masuk ke tubuh orang yang tidak terinfeksi. Penularannya bisa terjadi melalui kontak seksual; berbagi jarum suntik, alat suntik, atau alat suntik obat lainnya; atau dari ibu ke bayi saat lahir.

Mereka yang mengalami hepatitis B ini biasanya akan timbul gejala kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, mual, dan penyakit kuning. Bagi banyak orang, hepatitis B adalah penyakit jangka pendek. Bagi yang lain, ini bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan mengancam jiwa seperti sirosis atau kanker hati.

Cara mencegah hepatitis B adalah dengan mendapatkan vaksinasi.

- Hepatitis C
Infeksi hati disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi.

Bagi sebagian orang, hepatitis C adalah penyakit jangka pendek, tetapi bagi lebih dari separuh orang yang terinfeksi virus hepatitis C, menjadi infeksi kronis jangka panjang. Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.

Cara terbaik untuk mencegah hepatitis C adalah dengan menghindari perilaku yang dapat menyebarkan penyakit, terutama narkoba suntik.

- Hepatitis D
Infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D menyebar ketika darah atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi virus masuk ke tubuh seseorang yang tidak terinfeksi. Hepatitis D dapat menyebabkan gejala parah dan penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan hati seumur hidup dan bahkan kematian. Tidak ada vaksin untuk mencegah hepatitis D.

- Hepatitis E
Infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). HEV ditemukan dalam tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini menyebar ketika seseorang tanpa sadar menelan virus - bahkan dalam jumlah mikroskopis.

Di negara maju lainnya di mana hepatitis E tidak umum, orang menjadi sakit hepatitis E setelah makan daging babi mentah atau setengah matang, daging rusa, daging babi hutan, atau kerang. Gejala hepatitis E dapat mencakup kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, mual, dan penyakit kuning.

Virus hepatitis A dan E bisa disebut ditularkan secara fekal-oral. Sementara virus yang ditularkan secara parenteral adalah virus hepatitis B, C, dan D.

Prevalensi global hepatitis menunjukkan dua miliar orang telah terinfeksi dengan 75 persen di antaranya tinggal di Asia Teggara-Timur. Sebanyak 240 juta merupakan karier kronis dengan risiko sirosis dan kanker hati. Angka kematian terkait hepatitis mencapai 500 ribu sampai 700 ribu per tahun.

Data Indonesia menunjukkan HBsAg (+) sekitar tiga sampai 22 persen. Angka itu menjadikan Indonesia termasuk daerah endemis sedang tinggi.

Data riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi hepatitis B 7,1 persen. Sekitar 18 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan sembilan juta berkembang menjadi kronis (50 persen).

Sebanyak 900 ribu kasus berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati. Angka penderita paling tinggi di usia produktif, yaitu 40 sampai 44 tahun dan juga usia 50 sampai 69 tahun.

Program nasional dalam pencegahan dan pengendalian virus Hepatitis B saat ini fokus pada pencegahan penularan ibu ke anak. Itu dilakukan karena sekitar 95 persen penularan hepatitis B adalah secara vertikal, yaitu dari ibu yang positif hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya.

Pada hari peringatan hari hepatitis tahun ini, Kementerian Kesehatan meluncurkan dashboard untuk program Hepatitis C pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2021, Rabu (28/7/2021). Dashboard tersebut, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, berisi informasi terkait akses pengobatan menggunakan Direct Acting Antiviral (DAA).

Dashboard ini akan membantu para pemegang program hepatitis di tiap daerah untuk mengetahui data capaian program Hepatitis C di wilayahnya secara cepat dan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan, evaluasi, serta perencanaan program berbasis data yang akurat.

Sejarah Peringatan
Peringatan hari hepatitis ini tak lain untuk memperingati hari ulang tahun penemu virus hepatitis B Dr. Baruch Blumberg (1925-2011). Dua tahun setelah penemuan virus itu, Blumberg mengembangkan vaksin hepatitis B untuk pertama kalinya.

Berkat penemuannya itu, Blumberg diganjar hadiah Nobel Kedokteran pada 1976.

Peringatan hari hepatitis sedunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilakukan setiap tahun. Dengan peringatan itu, WHO ingin memberi pesan penyakit ini sangat berbahaya. Virus hepatitis ini berdampak pada lebih dari 354 juta orang di seluruh dunia.

(Ilustrasi penyakit hepatitis. Foto: Mohamed Hassan/Pixabay)