Mengejar 10.000 Pemeriksaan Lab Per Hari

:


Oleh Kristantyo Wisnubroto, Kamis, 30 April 2020 | 21:58 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Tes, tes dan perbanyak tes. Demikian saran dari para pakar epidemiologi sebagai kunci penanganan wabah virus SARS-CoV-2 yang sampai akhir April 2020 telah menginfeksi lebih dari 3,2 juta jiwa di 213 negara dan teritorial.

Semakin banyak orang yang diperiksa tes cepat (rapid antibodi maupun swab), dari hasil tes tersebut, maka pemerintah dan tim medis akan mudah memetakan prioritas sasaran populasi, wilayah, model perawatan, menyiapkan fasilitas hingga anggaran menangkal Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan serta jajaran pemerintahan lainnya untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan laboratorium terduga Covid-19 menjadi 10.000 sampel per hari. Sejak Februari sampai April 2020, rata-rata pemeriksaan spesimen dari terduga Covid-19 tidak lebih dari 300 sampel per hari. Meski ada kenaikan signifikan dalam dua minggu terakhir sehingga total spesimen sudah mendekati 90 ribu.

Tak terkecuali yang dilakukan Laboratorium Collaborative Research Center Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sampai 24 April 2020 telah menguji sebanyak 273 sampel pasien terduga Covid-19 yang diterima dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University, Srihadi Agungpriyono laboratorium telah melaksanakan standar pelaporan input data ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI secara daring. "Kabar baiknya, Laboratorium Uji Covid-19 IPB University ini sudah mendapat nomor identitas dari Balitbangkes, yaitu C.50," katanya.

Laboratorium Covid-19 IPB University memiliki kuota uji sementara sebanyak 60 sampel per hari, masing-masing 30 kuota untuk Kabupaten Bogor dan 30 kuota untuk Kota Bogor. Biaya pemeriksaan ditanggung penuh oleh pemerintah daerah.

Semua yang sampel pasien diterima dari Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Spesimen dari rumah sakit swasta juga harus berkoordinasi dengan Dinkes Pemkot maupun Dinkes Pemkab Bogor.

Bagaimana proses penerimaan sampel pasien terduga Covid-19? Alur pengujian tentunya wajib mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan dalam menangani bahan biologis berbahaya laiknya virus corona.

Sampel swab dalam VTM-media virus (Dinas Kesehatan/RSUD yang ditunjuk Dinas Kesehatan dan bukan perorangan) masuk ke satu pintu, yaitu ke Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University untuk kemudian dilakukan ekstraksi menjadi bentuk RNA (asam nukleat).

Setelah dalam bentuk RNA, dilanjutkan pengujian dengan metode Reserve Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di laboratorium yang telah ditetapkan IPB University. Hasil pengujian dikirimkan kembali ke instansi yang berwenang dengan mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

Jaringan Laboratorium

Laboratorium kampus IPB adalah satu dari 89 laboratorium medis maupun biomolekuler yang telah aktif memeriksa spesimen Covid-19 yang tersebar di seluruh Tanah Air.

"Sebanyak 48 di antaranya merupakan laboratorium yang tersebar di rumah sakit-rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto di Jakarta, Rabu (29/04/2020).

Selain laboratorium-laboratorium yang ada di sejumlah rumah sakit, sebanyak 15 laboratorium milik perguruan tinggi di seluruh Indonesia juga telah aktif memeriksa sampel terkait Covid-19.

Laboratorium perguruan tinggi nasional tersebut antara lain Universitas Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Airlangga Surabaya.

Sedangkan 18 laboratorium adalah jejaring laboratorium yang ada di bawah Kementerian Kesehatan, dan lima laboratorium lainnya adalah jejaring laboratorium kesehatan di daerah.

"Kemudian, tiga laboratorium berada di bawah balai veteriner di bawah Direktorat Peternakan Kementerian Pertanian," tambah Yurianto.

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mendistribusikan 20 piranti Lab Test PCR ke rumah sakit di 12 provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua. Sebagian besar rumah sakit yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti RS Pertamina Jaya, RS Pelni Jakarta, RS Perkebunan Jember, RS Pusri Palembang dan RS Pertamina Sorong.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menerangkan bahwa dua buah RNA Extractor Automatic dan 18 Detektor PCR mampu mengetes sampel 9.000–10.000 orang per hari. Menurutnya, jika dimaksimalkan seluruhnya dalam tempo satu bulan akan dapat mencapai 300.000 tes, apabila dalam satu hari bisa dilakukan 5.000 hingga 10.000 tes.

Alat ini berhasil didatangkan dari Roche Swiss atas upaya Kementerian BUMN dari Roche Swiss. Alat ini merupakan alat yang diburu oleh berbagai negara yang bersamaan terjangkit pandemik Covid–19.

Melalui pengadaan logistik peralatan ini, ia berharap fasilitas kesehatan semakin cepat dan mudah mendata berapa banyak masyarakat yang positif tertular Covid-19. Dengan begitu, upaya penyembuhan serta memutus rantai penularan akan semakin mudah.

Kemenristek/BRIN bersama Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat tes PCR.

Para tenaga lab LBM Eijkman sudah bekerja 24 jam dalam sehari dan sedikitnya menguji 180-270 spesimen melalui PCR. Seiring dengan bertambahnya kapasitas alat dan laboratorium, tidak hanya untuk LBM Eijkman namun juga laboratorium medis di RS rujukan, universitas maupun lembaga penelitian.

Syarat untuk pengujian spesimen kasus Covid-19 tersebut, laboratorium harus memenuhi Laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2), maupun BSL-3. Sejumlah lembaga seperti LIPI dan Kampus IPB sudah Laboratorium BSL-3 dan BSL-2. Untuk menambah kapasitas tenaga pemeriksaan PCR, maka LIPI melakukan pelatihan terhadap relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium minimum level BSL-2. "Pelatihan dilakukan di laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di Cibinong Bogor," kata Menristek Bambang Brodjonegoro.

Kegiatan pelatihan bertajuk "Indonesia Memanggil" telah diminati oleh sekitar 800 orang. Diharapkan seiring dengan penambahan tenaga laboran, kapasitas mesin PCR laboratorium, reagen, dan Viral Transport Medium (VTM) kit mampu meningkatkan jumlah pemeriksaan menjadi 10.000 sampel per hari dalam beberapa minggu ke depan. Adapun alat tes PCR buatan PT Biofarma, Bandung siap didistribusikan 100 ribu unit mulai akhir Mei atau awal Juni 2020.

Bantuan Alat Pendukung

Pemerintah akhirnya bukan saja mendatangkan hanya piranti RNA Extractor dan PCR Detector, namun juga fasilitas pendukungnya. Tiga jenis peralatan uji sampel Covid-19 bantuan dari pemerintah Tiongkok sudah didistribusikan ke BPBD DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak Sabtu (25/04/2020). Seperangkat peralatan tersebut berupa Viral RNA Isolation kit, Multiplex RT-PCR kit dan VTM kit.

Ketiga komponen tersebut sangat membantu untuk mengidentifikasi secara cepat kasus Covid-19. Ketiga komponen tersebut memiliki kegunaan yang saling berkaitan. Kit Viral RNA Isolation merupakan kit ekstraksi RNA. Alat ini digunakan untuk membuat RNA virus dapat diamplifikasi.

Reagen RT-PCR digunakan untuk mengetahui adanya virus SARS-CoV-2 pada sampel yang diambil dari pasien. Peralatan ketiga yakni VTM sebagai media pemindahan sampel setelah dilakukan swab. Swab merupakan sampel lendir atau dahak yang diambil dari hidung atau tenggorokan.

Kapasitas pemeriksaan semakin kuat saat, sehari sebelumnya, Jumat (24/04/2020), Pemerintah Republik Korea mendonasikan alat uji RT-PCR yang mampu memeriksa 32.200 kasus dalam penanganan Covid–19.

Data uji PCR per 25 April 2020 mencatat jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 67.828 spesimen. Jumlah tersebut merupakan spesimen yang diperiksa terhitung sejak 1 April 2020. Dari jumlah tersebut, satu kasus dapat dilakukan lebih dari satu kali pengambilan sampel dengan lebih dari satu jenis spesimen.

Tapi pada Rabu (29/04/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen terkait Covid-19 yang diperiksa sudah mencapai 86.985 spesimen yang berasal dari 67.784 orang dengan hasil 9.771 kasus positif dan 58.013 kasus negatif. Terjadi lonjakan hasil tes laboratorium sebanyak 20 ribu spesimen dalam waktu lima hari atau rata-rata 4.000 tes sehari. (bnpb/kes/antaranews/Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)