Aplikasi Pantau Covid-19 Buatan Anak Negeri

:


Oleh Kristantyo Wisnubroto, Senin, 27 April 2020 | 20:34 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Sejak awal April ini ada prosedur yang berbeda bagi penumpang pesawat yang tiba di Bandara HAS Hanandjoeddin, Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung.

Tak terkecuali seluruh penumpang yang tercantum di manifes maskapai penerbangan setelah melewati protokol pencegahan coronavirus disease 2019 (Covid-19) mereka diberikan gelang Orang Dalam Swaisolasi (ODS). Gelang ODS sebagai tanda bahwa yang bersangkutan harus melakukan swaisolasi selama 14 hari untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Gelang ODS ini terhubung dengan aplikasi daring Fightcovid-19 untuk melacak lokasi ODS agar tidak berkeliaran di tempat umum atau kerumunan. Aplikasi ini terhubung pada Command Center Pemprov Bangka Belitung sehingga keberadaan seluruh ODS di wilayah itu bisa dipantau petugas pada layar monitor.

Setiap pendatang yang baru tiba di Provinsi Bangka Belitung (Babel) dari daerah lain dilacak pergerakannya menggunakan aplikasi karya pemuda setempat yang diberi nama Fight Covid-19 untuk membantu memantau riwayat perjalanan.

"Tim kita harus ke sana melakukan pemanduan pada mereka yang masuk untuk install aplikasi, pasang gelang supaya bisa terus terpantau. Kami harapkan mereka tetap ada di rumah, supaya kalau mereka carrier, tetap ada di rumah selama 14 hari," ujar Staf khusus Gubernur Bangka Belitung Saparudin di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat (24/04/2020)

Saparudin mengatakan telah memasangkan gelang penanda dan aplikasi tersebut pada sekelompok orang yang baru datang dari Palembang ke Pulau Bangka menggunakan kapal laut. Padahal sebelumnya Bangka Belitung sudah membatasi perlayaran kapal laut hanya untuk logistik dan penerbangan pesawat hanya satu jadwal sehari ke Provinsi Bangka Belitung.

Adapun, pengembang aplikasi Fight Covid-19 Ahmad Alghozi mengungkapkan sistem kerja pelacakan orang-orang yang baru datang dari luar daerah, ataupun orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), atau bahkan pasien positif Covid-19 yang tanpa gejala dengan menggunakan data lokasi atau global position system (GPS) yang ada di telepon seluler.

Aplikasi Fight Covid-19 merupakan buah kerja Alghozi dengan tiga orang rekannya. Mereka tergabung dalam Rumahawan Indonesia. Aplikasi yang ditanamkan di telepon pintar atau seluler akan meminta persetujuan pengambilan data GPS. Setiap pergerakan seseorang yang dipantau ketika membawa ponselnya akan terlacak dan disimpan dalam server yang telah disiapkan oleh Pemprov Bangka Belitung.

Gelang penanda yang dipasangkan pada para pendatang, kata Alghozi, sebagai efek psikologis bagi orang-orang yang dipantau agar tidak keluar rumah dan tetap karantina mandiri selama 14 hari sejak ketibaan dari luar daerah.

Aplikasi ini bisa diunduh di situs fightcovid19.id. Saat ini sudah 23.425 orang mengunduh aplikasi pelacak Covid-19 nan informatif ini.

Saparudin mengatakan Pemprov Bangka Belitung sudah menyiapkan server untuk menampung data pergerakan orang-orang yang dipantau dari aplikasi Fight Covid-19. Sehingga apabila ada seseorang yang baru tiba di Babel berasal dari daerah episentrum dalam negeri maupun mancanegara mendapati gejala Covid-19, riwayat perjalanan orang tersebut akan dilacak melalui penelusuran data. Jika orang tersebut terindikasi kontak dengan orang terinfeksi SARS-CoV-2, tim medis Babel segera melakukan rapid test.

"Harus siapkan server karena datanya besar, history-nya harus disimpan. Kalau pada H-10 dia ada gejala, data H1-H10 harus disimpan supaya bisa tracking, dan segera menemui orangnya untuk dites," kata Saparudin.

Selain tujuan utama aplikasi Fight Covid-19 untuk melacak pergerakan orang, aplikasi itu juga terdapat berbagai informasi mengenai virus corona baru tersebut. Beberapa informasi yang disajikan seperti data kasus Covid-19 di Indonesia dan dunia, data rujukan RS tiap daerah, nomor kontak darurat, skrining Covid-19 secara mandiri, panduan isolasi mandiri, edukasi cegah virus corona dan berbagai informasi pencegahan virus corona lainnya.

Pihak Pemprov Babel juga menawarkan daerah lain jika ingin memanfaatkan aplikasi Fight Covid-19 sebagai alat pelacak riwayat perjalanan para pendatang. Setidaknya alat menjadi gerbang penapis pertama pencegahan virus corona. Seperti diketahui penularan virus corona baru ini amat cepat melebihi jenis virus-virus lainnya. Indonesia sudah mengalami transmisi lokal dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan satu pulau ke pulau lainnya mengingat pola migrasi masyarakat Indonesia yang amat dinamis.

Saparudin juga menekankan bahwa kepala daerah harus turun tangan untuk mengedukasi masyarakatnya secara proaktif dalam pencegahan penyebaran virus corona baru dengan menggunakan aplikasi. Menurut dia, pemanfaatan teknologi dalam pencegahan Covid-19 harus dilakukan secara bersamaan yaitu dari penggunaan aplikasi itu sendiri dan juga dukungan dan edukasi dari kepala daerah kepada masyarakat.

Model yang dikembangkan Rumahawan Indonesia ini adalah satu dari upaya memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 sebagai pemicu penyakit Covid-19 di Indonesia. Sebelumnya, sejumlah anak bangsa juga membuat inovasi serupa di bidang teknologi informasi. Aplikasi ini dikembangkan secara gotong royong oleh pemerintah, BUMN, swasta hingga komunitas.

Inovasi Pemerintah

Semenjak April 2020 atau setelah dua bulan merebaknya covid-19, setidaknya ada tiga inovasi yang telah diluncurkan oleh pemerintah.

Pertama adalah aplikasi PeduliLindungi yang merupakan hasil kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan operator telekomunikasi.

PeduliLindungi telah tersedia dan dapat diunduh di Play Store bagi pengguna ponsel berbasis android maupun App Store untuk ponsel berbasis IoS. Aplikasi PeduliLindungi mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan. Aplikasi ini berfungsi saat bluetooh dan GPS ponsel diaktifkan.

Pedulilindungi akan otomatis memberikan notifikasi ketika seseorang yang memakai aplikasi ini keluar rumah atau bepergian. Di layar ponsel akan memunculkan zona merah, zona kuning dan zona hijau sesuai kondisi dari wilayah yang kita lewati atau kunjungi. Basisnya adalah kelurahan. Aplikasi PeduliLindungi sampai pekan lalu sudah diunduh sekitar 1,5 juta orang.

Aplikasi lainnya adalah 10 Rumah Aman hasil inovasi Kantor Staf Presiden (KSP) dengan dukungan oleh Kemenkominfo. Aplikasi ini dirancang berbasis komunitas agar bisa digunakan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi wabah Covid-19 di Indonesia. Mirip-mirip aplikasi pedulilindungi dalam hal informasi sebaran zona Covid-19, aplikasi 10 Rumah Aman lebih banyak menampilkan konten informatif agar masyarakat bisa mengecek kesehatan secara mandiri serta nyaman beraktivitas selama isolasi di masa pandemi Covid-19. Pilihan berolahraga, artikel edukatif, memasak dan berbelanja sehat ada di aplikasi ini.

10 Rumah Aman merupakan hasil kolaborasi perusahaan anak negeri dari beragam sektor, antara lain WIR Group, COMPRO, Prixa.ai, Disrupto, serta perusahaan komunikasi dan konten anak negeri, Kennedy Voice Berliner (KVB). Aplikasi yang sudah tersedia di Play Store dan berukuran 9,9 MB ini telah diunduh oleh lebih dari 50 ribu pengguna.

Inovasi yang paling pertama diluncurkan oleh Kemenkominfo untuk layanan informasi seputar Covid-19 adalah Chatbot Covid-19. Aplikasi ini dapat diakses oleh masyarakat pengguna aplikasi berbagi pesan WhatsApp (WA). Masyarakat bisa mengakses layanan yang diberi nama Chatbot Covid-19 ini secara gratis dengan mengirimkan pesan WA ke nomor 081133399000.

Konten dari Chatbot ini bersumber dari Kemenkes dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ujung tombak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Seputar informasi termutakhir penyebaran Covid-19, mengenali gejala Covid-19 hingga daftar RS rujukan perawatan Covid-19.

Sistem Informasi Bersatu Lawan Covid-19

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid–19 akhirnya meluncurkan sistem informasi Bersatu Lawan Covid. Peluncuran awal ini disampaikan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Bakti Bawono Adisasmito di Media Center Gugus Tugas, Graha BNPB, Jakarta pada Senin (27/04/2020).

Bersatu Lawan Covid (BLC) merupakan sistem informasi terintegrasi untuk peningkatan percepatan pencatatan data dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di lapangan atau seluruh wilayah di Indonesia. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, data-data dan informasi dari semua kementerian terintegrasi masuk ke dalam Gugus Tugas. Wiku menyampaikan bahwa upaya tersebut membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pusat dan daerah, kabupaten, kota sampai di tingkat RT dan RW.

Wiku menambahkan bahwa satu data nantinya dapat menjadi navigator dalam pembuatan suatu kebijakan di pemerintah dengan keputusan yang tepat sasaran. Ia juga menyampaikan bahwa pengimplementasian satu data perlu perjalanan panjang dan dukungan semua pihak.

BLC memiliki fungsi sistem yakni mempercepat alur pencatatan data pada tingkat puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan dinas kesehatan dari daerah. Tidak hanya itu, BLC dapat berfungsi untuk mengetahui lokasi rawan persebaran di Indonesia, sebaran kasus Covid–19, pencatatan hasil pemeriksaan RDT PCR dan pencatatan kebutuhan serta distribusi logistik di rumah sakit, laboratorium dan dinas kesehatan.

Satu hal, keterbukaan data makin terbuka bukan berarti langsung menyelesaikan masalah pandemi Covid-19 mengingat besarnya tantangan di Indonesia, seperti masalah komunikasi, kerja sama lintas sektor, tingkat pemahaman masyarakat, kesenjangan sosial ekonomi dan infrastruktur kesehatan.

Gugus Tugas berharap sistem ini dapat bermanfaat untuk menjamin keterbukaan data dan informasi sehingga masyarakat dapat mengakses informasi terkait wabah corona di Indonesia.

“Kita dapat lebih waspada dan bersama-sama dengan tetap tenang dalam menghadapi pandemi ini,” ujar Wiku.

Sistem informasi ini dapat juga diunduh khalayak melalui aplikasi telepon pintar. Melalui aplikasi tersebut nantinya masyarakat dapat mengetahui lokasi rawan Covid-19, menilai risiko Covid-19, fitur isolasi mandiri dan konsultasi medis online dengan dokter dan psikolog. (bnpb/kominfo/MC Pemkab Belitung/Foto:ANTARA FOTO/Anindira Kintara)