Menkes Dorong Biofarma Fokus Ciptakan Vaksin Ketahanan Kesehatan Nasional

:


Oleh R Nuraini, Kamis, 26 Desember 2019 | 12:47 WIB - Redaktur: Admin - 297


JPP, BANDUNG - Pekan lalu, Kemenkes bersama Kemenpolhukam, KemenkoPMK serta 17 Kementerian dan Lembaga meluncurkan dokumen Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan di Indonesia 2020-2024 di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan, Jakarta.

Dokumen tersebut merupakan dokumen wajib bagi negara anggota WHO untuk memiliki kemampuan untuk mencegah, mendeteksi dan merespon secara cepat dan adekuat setiap ancaman kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar antarnegara dan menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.

Sebagai tindak lanjut dari dokumen tersebut, dihadapan jajaran direksi Biofarma serta perwakilan Komisi Fatwa, Menkes menekankan pentingnya pengembangan vaksin yang ongkos produksinya murah namun memiliki manfaat yang besar bagi ketahanan kesehatan nasional.

Karenanya, Menkes berpesan agar Biofarma fokus sesuai dengan core bussiness yang dimilikinya. Fokus pada pengembangan vaksin yang mampu mencegah, mendeteksi dan merespons penyakit pandemi yang berpotensi mengancam ketahanan kesehatan. Menurutnya, langkah tersebut jauh lebih optimal dan bermanfaat.

''Kalau mau diversifikasi usaha jangan membuat diversifikasi yang membebani, tidak ada nilai tambahnya, tidak membuat quality of life nya meningkat. Buat yang murah dan menolong orang, pasti berkahnya banyak,'' kata Menkes.

Lebih lanjut, Menkes menekankan agar mengurangi proses impor barang setengah jadi. Pasalnya, hal ini bisa mengancam ketahanan kesehatan nasional. ''Ingat batasi impor bahan setengah jadi, kita kan ngak tau halal atau enggak karena setengah jadi, nanti pertahanan kita malah jebol,'' pesan Menkes.

Atas diperolehnya predikat Center of Excellence, Menkes menekankan agar kepercayaan dari anggota negara OKI tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kemaslahatan umat terutama dalam hal peningkatan produksi vaksin halal.

''Kita harus bertanggung jawab terhadap produk-produk kita, karena ini adalah negara mayoritas Islam, otomatis kita mengedepankan produk halal. Jadi kalau produknya mau keluar seharusnya sudah tersertifikasi halal,'' tutur Menkes.

Usai pertemuan, Menkes selanjutnya mengunjungi Center of Excellence Facilities Vaccines and Biotechnology Products. Ada beberapa ruangan yang dikunjungi Menkes diantaranya Ruang Kultivasi, Ruang Preparasi, serta Ruang Purifikasi dan Konjugasi. (kes)