Setelah 50 Tahun, Mahasabha Maha Gotra Pasek Dibuka Menteri Agama

:


Oleh Wisnubro, Kamis, 26 Desember 2019 | 20:30 WIB - Redaktur: Admin - 380


JPP DENPASAR - Menteri Agama Fachrul Razi menghadiri sekaligus membuka Mahasabha X Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) tahun 2019. Gelaran ini berlangsung di Pasraman Widya Graha Kepasekan, Denpasar, Bali, Rabu (25/12/2019).

Mahasabha ini mengusung tema “Mantapkan Trilogi Kepasekan dan Mendukung Sad Kerthi Loka Bali Menuju Indonesia Maju”. Mahasabha merupakan forum pertemuan tertinggi jajaran pengurus MGPSSR yang ada di seluruh nusantara. MGPSSR berdiri sejak 17 April 1952 dan sudah berkembang di seluruh Indonesia. Mahasabha diikuti 250 peserta, dari unsur pemerintah dan semeton (keluarga).

"Selaku Menteri Agama, saya merasa sangat berbahagia berada di tengah-tengah Bapak dan Ibu sekalian pada MGPSSR ke X. Ini penting bagi saya, acara lima tahun sekali. Bayangkan, jika ini terjadi berarti saya akan hadiri ini yang pertama dan terakhir," kata Fachrul Razi diikuti tepuk tangan ratusan Semeton Pasek yang hadir.

Menag berpesan agar suasana kerukunan yang ada tetap terjaga dan dapat ditunjukkan pada pertemuan MGPSSR ke X ini. Ajaran agama Hindu perlu diinternalisasi agar umat menjalankan dharma dalam segala bidang profesi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

"Saya berharap MGPSSR perlu merumuskan ke arah perkembangan zaman dan era disrupsi," harap Menag Fachrul Razi.

Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan bahwa MGPSSR adalah musyawarah semeton Pasek di Bali. Semeton Pasek merupakan salah satu klan dan menjadi keluarga yang terbesar di Bali, lebih 60 persen dari seluruh jumlah penduduk yang ada. "Ini harus di kelola dengan baik dan apik," kata I Wayan Koster.

Dijelaskan I Wayan Koster, Maha artinya besar, dan Sabha artinya pertemuan. Gelaran ini merupakan acara yang ke X yang dilakukan dalam lima tahun sekali. Ini berarti sudah 50 tahunan berdiri.

"Gelaran ini menjadi istimewa, karena ini yang pertama dihadiri oleh Menteri Agama, di tengah-tengah masyarakat klan Pasek," tambah I Wayan Koster.

Diakui Gubernur, masyarakat Bali pada realitasnya sangat toleran, cinta NKRI, cinta Pancasila, dan senantiasa bersama-sama membangun Bali yang lebih baik, damai sejahtera.

Acara dimulai dengan tari penyambutan, tari Puspanjali dari Sanggar Difabel Dewata Gianyar, dilanjutkan doa agama Hindu.

Tampak hadir Dirjen Bimas Hindu I Ketut Widnya, Rektor IHDN Denpasar I Gusti Ngurah Sudiana, Kakanwil Kemenag Provinsi Bali I Nyoman Lastra, Ketum MGPSSR, perwakilan MGPSSR pusat dan daerah se-Indonesia.(agm)