Resmikan Bandara Nop Goliat Dekai, Presiden Jokowi Ingin Papua Turut Bersaing di Era Kompetisi

:


Oleh Irvina Falah, Rabu, 19 Oktober 2016 | 16:25 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 590


Yahukimo - Presiden Joko Widodo hari ini, Selasa, 18 Oktober 2016, meresmikan Bandara Nop Goliat Dekai di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua. Selain untuk mendukung mobilitas orang dan barang, bandara tersebut dibangun untuk menjadi pusat distribusi logistik wilayah Pegunungan Papua.

Saat ini, bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 1.950 meter dan sudah dapat dilalui oleh pesawat jenis ATR 72. Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menghendaki agar bandara tersebut terus dikembangkan. Dirinya meminta kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar landasan tersebut diperpanjang menjadi 2.500 meter.

"Nanti (pesawat) Boeing bisa turun di sini. Saya beri waktu dua tahun maksimal mesti jadi," tegas Presiden.

Sebagai wilayah paling timur Indonesia yang selama ini dianggap tertinggal dibanding dengan wilayah lainnya, Presiden menginginkan agar Papua juga dapat bersaing di era kompetisi seperti sekarang ini. Untuk itu, dirinya pun memberikan perlakuan yang sama terhadap pembangunan infrastruktur yang ia galakkan di seluruh wilayah Indonesia.

"Kalau infrastrukturnya semuanya pada posisi sama, semuanya akan bisa bersaing dalam hal apapun," ucapnya.

Bandara Nop Goliat Dekai merupakan salah satu dari tujuh bandara perintis yang dapat menghubungkan 517 desa di Kabupaten Yahukimo. Pembangunan bandara tersebut merupakan salah satu perwujudan komitmen pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tertuang dalam salah satu agenda Nawa Cita untuk memperkuat wilayah pinggiran. Persoalan konektivitas memang seringkali disinggung Presiden dalam tiap kesempatan.

"Inilah manfaat hubungan konektivitas. Bukan hanya megah-megahan infrastruktur, tapi diharapkan bandara ini dapat bermanfaat bagi rakyat di Yahukimo. Saya minta bandara ini dirawat dengan baik," imbuhnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, dan Gubernur Papua Lukas Enembe.