- Oleh Wandi
- Sabtu, 16 November 2024 | 15:27 WIB
: Legenda Bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto saat konferensi pers di Media Center Kominfo PON XXI Aceh-Sumut 2024. /Foto Wandi/InfoPublik
Oleh Wandi, Minggu, 15 September 2024 | 16:57 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 184
Medan, InfoPublik - Legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, menyoroti pentingnya pembangunan sistem pembinaan atlet yang baik untuk mencetak prestasi di dunia olahraga.
Dalam konferensi pers PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang diselenggarakan Kominfo, di Media Center PON XXI Aceh-Sumut, Minggu (15/9/2024), Icuk mengatakan bahwa prestasi dalam olahraga tidak bisa dicapai secara instan.
Ia juga menceritakan bagaimana dirinya melalui proses panjang dan disiplin untuk mencapai kesuksesan sebagai atlet bulutangkis internasional. Menurutnya, setiap atlet harus menyadari bahwa hidup bukan hanya soal meraih kemenangan, tetapi juga tetap rendah hati.
"Sehebat apapun kita, di atas langit ada langit. Ini yang selalu saya pegang sampai hari ini," katanya.
Kontribusi ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh para mantan atlet dan tokoh olahraga untuk generasi muda juga jadi kunci penting.
"Untuk apa ilmu yang ada di kepala saya kalau tidak dikontribusikan? Makanya saya terus terlibat dalam olahraga, meskipun sudah tidak aktif sebagai atlet. Kita harus terus memberikan kontribusi untuk olahraga Indonesia,” ujar Icuk, yang pernah menjabat berbagai posisi penting di dunia olahraga, termasuk sebagai staf khusus menteri dan ketua harian KONI.
Ia turt menyoroti bagaimana banyak atlet Indonesia lahir dari pengorbanan orang tua dan klub yang ‘gila’ mendukung anak-anak mereka, sering kali dengan menjual tanah atau harta benda untuk membiayai karir olahraga mereka.
"Selama ini banyak atlet berprestasi lahir dari orang tua yang rela berkorban, dan klub-klub yang sangat berdedikasi. Pemerintah harus mulai bergerak lebih awal, bukan hanya ketika atlet sudah berprestasi,” tegasnya.
Sebagai solusi, Icuk mengusulkan pentingnya desain pembangunan olahraga yang terarah sesuai dengan karakteristik daerah.
Menurutnya, setiap daerah di Indonesia memiliki potensi prestasi yang unik, yang jika digarap dengan baik, dapat menghasilkan atlet kelas dunia.
Ia memberikan contoh bagaimana atlet panjat tebing dari Kalimantan Timur berhasil mencapai prestasi internasional. "Indonesia harus mulai membangun prestasi olahraga dengan karakteristik daerah. Kita tidak hanya mengenal Jakarta dan Bali, tetapi juga daerah-daerah lain seperti Medan, Semarang, dan Banjarmasin," jelas Icuk.
Icuk menekankan bahwa kesuksesan bukan milik orang kaya atau anak pejabat, melainkan milik siapa saja yang berani bekerja keras dan disiplin. “Juara adalah milik mereka yang berani capek, berani disiplin, dan berani bekerja keras. Itu yang selalu saya sampaikan ke atlet muda. Semua orang bisa sukses, asalkan berani berjuang,” pungkas Icuk.
PON XXI Aceh-Sumut ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi para atlet dari seluruh Indonesia untuk menunjukkan prestasi terbaik mereka, serta menjadi momentum bagi pembinaan atlet jangka panjang yang lebih baik di masa mendatang.