- Oleh Wandi
- Sabtu, 23 November 2024 | 07:50 WIB
: Tangkapan Layar Youtube Media Center PON XXI
Oleh Tri Antoro, Sabtu, 14 September 2024 | 06:49 WIB - Redaktur: Untung S - 333
Medan, InfoPublik – Puspa Arumsari, pesilat andalan dari kontingen DKI Jakarta, kembali mencetak prestasi gemilang dengan meraih tiga medali emas berturut-turut di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Di balik prestasinya yang gemilang, Puspa mengungkapkan bahwa kekuatan afirmasi positif dan konsistensi dalam berlatih adalah dua faktor utama yang membantunya sukses.
Menurut Puspa, afirmasi positif yang ia tanamkan sejak awal berkompetisi menjadi pilar kekuatan mental yang ia bawa sejak PON XIX di Jawa Barat, PON XX di Papua, hingga PON XXI yang saat ini berlangsung di Aceh-Sumatra Utara (Sumut).
"Medali emas adalah milik saya. Haram bagi lawan untuk merebutnya," ujar Puspa dengan tegas saat konferensi pers di Media Center PON XXI, Kota Medan, Jumat (13/9/2024).
Kepercayaan diri yang kuat tersebut menjadi dorongan mental bagi Puspa untuk selalu tampil sebagai pemenang dalam setiap pertandingan besar. Meski demikian, perjalanan menuju kejayaan tidak selalu berjalan mulus. Tantangan mental, seperti tekanan dari ribuan penonton dan sorotan media, kerap kali menjadi ujian yang berat.
Puspa mengenang saat PON XIX di Jawa Barat, di mana ia sempat merasa tertekan melihat stadion penuh penonton. Namun, bimbingan dari pelatihnya membantu Puspa untuk kembali fokus dan memompa semangat juaranya.
"Pelatih saya selalu bilang, 'Tampilkan yang terbaik. Semua orang melihat kamu, dan kamu layak menjadi juara,’ " kenang Puspa, yang mengaku kata-kata tersebut memberi kekuatan mental yang luar biasa.
Di balik setiap pertandingannya, Puspa juga selalu mengandalkan doa untuk meminta kekuatan dan kelancaran dalam bergerak di arena. Doa tersebut, menurut Puspa, selalu menjadi penopang mental dan sumber kekuatannya selama bertanding.
Latihan 5 Kali Lipat Lebih Keras
Selain mentalitas, Puspa juga menekankan pentingnya konsistensi dalam latihan. Baginya, latihan bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah komitmen penuh. Ia mengaku bahwa persiapannya kini lima kali lipat lebih keras dibanding sebelumnya, terutama menghadapi para atlet muda yang penuh semangat juang.
"Lawan saya sekarang lebih muda dan berenergi, jadi saya harus meningkatkan usaha saya lima kali lipat. Namun, pengalaman menjadi modal kuat saya," ungkapnya.
Puspa menyadari bahwa lawan-lawan mudanya memiliki keunggulan fisik, tetapi ia merasa diuntungkan dengan pengalaman bertanding yang memberinya keunggulan dalam menghadapi berbagai situasi.
Sebagai andalan pencak silat DKI Jakarta, Puspa merasakan tanggung jawab besar yang dipikulnya. Banyak pihak, terutama dari tim pencak silat Jakarta, menaruh harapan besar padanya. Namun, ia melihat tanggung jawab ini sebagai sebuah kehormatan, bukan beban.
"Saya berusaha mengubah beban menjadi kehormatan. Saya ingin terus memberikan yang terbaik selama saya masih diberi kekuatan," tegasnya.
Melihat ke depan, Puspa berencana untuk terus melanjutkan kariernya di dunia pencak silat. Ia menargetkan untuk berkompetisi di PON 2028 serta berprestasi di ajang internasional seperti SEA Games dan kejuaraan dunia.
"Saya berharap bisa berkompetisi di PON 2028 dan melanjutkan prestasi saya di ajang internasional," ujar Puspa dengan penuh semangat.
Dukungan Penuh dari Kemenpora
Asisten Deputi Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Kemenpora, Muhammad Aziz, menegaskan bahwa Kemenpora terus mendukung penuh karier Puspa di dunia pencak silat. Dukungan diberikan tidak hanya secara moril, tetapi juga materiil, termasuk pengangkatan Puspa sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenpora.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian Puspa. Sebagai bentuk apresiasi, kami telah mengangkatnya menjadi ASN di Kemenpora dan terus memberikan dukungan penuh agar ia bisa melanjutkan prestasinya di tingkat nasional maupun internasional," ujar Aziz.
Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak dan mentalitas juara yang terus ia pertahankan, Puspa Arumsari optimis bisa terus mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun di panggung internasional.