- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:23 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Minggu, 13 Oktober 2024 | 00:12 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 231
Pekanbaru, InfoPublik – Kontingen Riau terus menambah pundi-pundi medali di ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVII 2024 di Solo, Jawa Tengah. Zaki Zulkarnain, atlet para renang andalan Riau, berhasil menyumbangkan emas dengan torehan yang mengesankan.
Tak hanya memenangkan lomba, Zaki juga memecahkan rekor nasional (Rekornas) di nomor 50 meter gaya dada S9 putra, di Kolam Renang Intanpari, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Jumat (11/10/2024)
Zaki mencatatkan waktu tercepat 36,72 detik, memecahkan rekornas sebelumnya yang dipegang oleh Zamri dengan waktu 38,80 detik di Peparnas 2021 di Papua. Raihan emas ini tidak hanya mengukuhkan Zaki sebagai perenang elit, tetapi juga menjadi momen emosional bagi dirinya yang baru saja kehilangan anak keduanya.
Budiman Setiawan Yowei dari Papua berada di posisi kedua dengan catatan waktu 39,01 detik, meraih medali perak. Sementara itu, perunggu diraih oleh Ubaidillah Amsyar Juba dari Jawa Timur dengan waktu 40,48 detik.
Rekor ini terasa lebih istimewa bagi Zaki karena ia mencapainya di tengah situasi yang sangat berat. Empat hari sebelum berangkat ke Peparnas 2024, Zaki harus menerima kenyataan pahit bahwa anak keduanya, yang baru lahir sebulan sebelumnya, meninggal dunia. Meski dalam suasana duka, Zaki berhasil bangkit dan mempersembahkan prestasi emas ini untuk keluarganya, terutama untuk sang istri yang ikut merasakan duka mendalam.
“Masih dalam suasana berduka, terutama istri saya. Dia yang paling terpukul dengan kejadian ini. Tapi tadi pagi, sebelum pertandingan, istri menelepon saya dan memberikan semangat. Dia sudah bisa tersenyum dan itu membuat saya bangkit,” ujar Zaki dengan penuh emosi.
Zaki mempersembahkan medali emas ini secara khusus untuk istrinya yang telah memberi dukungan penuh meski dalam masa sulit. "Emas ini saya persembahkan untuk istri saya, juga untuk keluarga saya," tambahnya.
Kisah perjuangan Zaki semakin terasa luar biasa karena, di tengah masa latihan yang terbatas, ia tetap mampu menunjukkan performa terbaiknya. Ia menceritakan bagaimana selama dua minggu sebelum pertandingan, latihannya terhambat karena harus bolak-balik mengurus sang anak yang sakit di Jakarta.
“Selama dua minggu hampir tidak latihan karena mengantar anak berobat di Jakarta. Tapi alhamdulillah, meski latihan kurang maksimal, saya bisa meraih emas dan memecahkan rekornas,” jelasnya.
Zaki yakin bahwa jika ia bisa berlatih secara maksimal, catatan waktunya bisa lebih tajam. Namun, ia tetap bersyukur dengan hasil yang diraih di Peparnas kali ini. Di ajang Peparnas XVII 2024 ini, Zaki hanya turun di satu nomor karena ia termasuk dalam kategori perenang elit.
Kisah Zaki Zulkarnain adalah contoh inspiratif bagaimana semangat pantang menyerah, meski didera duka, dapat menghasilkan pencapaian luar biasa yang mengharumkan nama daerah dan keluarga.
(Mediacenter Riau/Ikn)