- Oleh MC PROV GORONTALO
- Minggu, 20 April 2025 | 13:55 WIB
: Skrining TBC dari Petugas Puskesmas Dungaliyo Kabupaten Gorontalo dan Kader kesehatan. (foto MD)
Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 10 April 2025 | 10:09 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 171
Kota Gorontalo, InfoPublik – Provinsi Gorontalo menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat eliminasi Tuberkulosis (TBC), sejalan dengan target nasional untuk bebas TBC pada tahun 2030.
Data terkini dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat bahwa selama periode Januari hingga Maret 2025, upaya penemuan kasus TBC di wilayah tersebut telah mencapai 60% dari target bulan Maret yang ditetapkan sebanyak 1.733 kasus, dengan total 1.046 kasus berhasil diidentifikasi.
Lebih lanjut, inisiasi pengobatan untuk TBC Sensitif Obat (SO) menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan mencapai 82%, atau 860 dari 1.046 kasus yang ditemukan. Sementara itu, untuk kasus TBC Resistensi Obat (RO), inisiasi pengobatan tercatat sebesar 71%, yakni 12 dari 17 kasus yang teridentifikasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, Selasa (8/4/2025) menekankan urgensi untuk terus meningkatkan angka penemuan kasus dan memastikan seluruh pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai.
“Program TBC adalah prioritas utama kami. Kita harus bekerja keras memastikan setiap kasus TBC dapat ditemukan dan diobati secara tuntas demi mencapai target Indonesia bebas TBC pada tahun 2030,” tegasnya.
Anang juga menyoroti capaian pada tahun 2024 yang masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal penemuan kasus yang hanya mencapai 76% dari target 90% dan pengobatan TBC RO yang baru mencapai 60% dari target yang sama.
Mengingat posisi Indonesia sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia, dengan 889 ribu notifikasi kasus pada tahun 2024, Pemerintah pusat telah mengimplementasikan enam strategi utama untuk mempercepat penanganan penyakit menular ini. Strategi tersebut meliputi penguatan deteksi dini, pemanfaatan teknologi terkini, serta peningkatan kolaborasi lintas sektor melalui pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB).
“Kami terus mendorong integrasi data yang lebih baik, melibatkan aktif peran serta komunitas, serta memanfaatkan potensi dana desa untuk memperluas jangkauan program-program penanggulangan TBC,” ujar Anang.
Dengan target yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 untuk menurunkan angka kasus baru TBC hingga 50%, upaya-upaya yang dilakukan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi beban penyakit TBC baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Ke depan, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo telah merancang langkah-langkah strategis, termasuk peningkatan intensitas deteksi kasus, mempertahankan capaian pengobatan TBC SO di atas 80%, mempercepat inisiasi pengobatan TBC RO, serta memperluas peran TP2TB hingga ke tingkat desa.
“Langkah ini bertujuan untuk memastikan akses layanan penanggulangan TBC yang merata bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.
Dengan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak terkait, Provinsi Gorontalo optimis dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam mewujudkan target Indonesia bebas TBC pada tahun 2030. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)