:
Oleh MC PROV ACEH, Senin, 23 Desember 2024 | 01:44 WIB - Redaktur: Juli - 96
Banda Aceh, InfoPublik - Tanggal 26 Desember 2004 menjadi bagian kelam dalam sejarah Aceh dan dunia. Gempa dan gelombang Tsunami yang terjadi pada waktu itu merenggut lebih dari 230.000 nyawa, berdasarkan data PBB pada Januari 2005.
Tragedi ini menghancurkan infrastruktur dan mengubah wajah kehidupan jutaan masyarakat Aceh. Namun di balik luka mendalam tersebut, musibah ini juga menjadi titik balik untuk bangkit, belajar, dan merajut harapan baru. Hal ini disampaikan Dosen Pascasarjana Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) UBBG Banda Aceh, Dr. Khausar, M.Si, Minggu (22/12/2024).
Dikatakannya, pada setiap tahun, termasuk pada 26 Desember 2024 mendatang ini, peringatan Tsunami Aceh menjadi momen penting untuk mengenang mereka yang telah pergi serta memaknai perjalanan panjang rekonstruksi dan transformasi Aceh pasca Tsunami dan gempa.
"Peringatan ini harus menjadi pemacu semangat kolektif dalam membangun Aceh sebagai wilayah yang lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing untuk masa depan," ungkapnya Kepala Biro Kemahasiswaaan UBBG ini.
Dr. Khausar, menyampaikan bahwa Pembangunan Aceh pasca-Tsunami bukan hanya terfokus pada infrastruktur saja, namun juga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pendidikan.
"Pendidikan memegang peran utama sebagai fondasi membangun generasi yang kompeten, kreatif, dan tanggap terhadap dinamika zaman," jelasnya lagi.
Lanjutnya, mengenai investasi dan pendidik, karena investasi dalam pengembangan tenaga pendidik, pembaruan kurikulum berbasis inovasi, dan peningkatan akses pendidikan yang inklusif menjadi kunci.
"Dengan memperluas pelatihan keterampilan dan membangun budaya literasi, Aceh dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya tangguh menghadapi tantangan, namun juga menjadi motor penggerak perubahan di tingkat nasional maupun global," pungkasnya. (mc aceh/02r)