- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 20 Desember 2024 | 20:24 WIB
: Ribuan warga memadati Alun-alun Lumajang pada Minggu (15/12/2024) untuk menyaksikan prosesi Hari Jadi ke-769 Kabupaten Lumajang (Harjalu). Dengan penuh antusiasme, masyarakat menikmati rangkaian acara yang memadukan tradisi leluhur dan semangat modernitas. Tak hanya menjadi momen sejarah, prosesi Harjalu kali ini juga menjadi panggung yang memamerkan kekayaan budaya Lumajang.
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 10 Desember 2024 | 13:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 8K
Lumajang, InfoPublik - Ribuan warga memadati Alun-alun Lumajang, Jaw Timur, pada Minggu (15/12/2024) untuk menyaksikan prosesi Hari Jadi ke-769 Kabupaten Lumajang (Harjalu). Dengan penuh antusiasme, masyarakat menikmati rangkaian acara yang memadukan tradisi leluhur dan semangat modernitas. Tak hanya menjadi momen sejarah, prosesi Harjalu kali ini juga menjadi panggung yang memamerkan kekayaan budaya Lumajang.
Prosesi dimulai dengan pertunjukan teatrikal yang mengisahkan penobatan Raja Lumajang, Nararya Kirana, putra Nararya Sminingrat, sebagaimana tercatat dalam prasasti Mula Malurung. Penampilan ini membawa penonton seolah kembali ke masa lalu, menghadirkan kebanggaan akan sejarah panjang Kabupaten Lumajang.
Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun), mengungkapkan bahwa perayaan tahun ini mengusung tema "Terus Melaju dan Berdaya Saing". Tema ini mencerminkan komitmen Lumajang untuk terus tumbuh dan berkembang di era kemajuan teknologi.
“Kita menginginkan proses pembangunan di Lumajang terus meningkat. Teknologi informasi dan hasil komoditas unggulan Lumajang harus bisa diangkat agar berdaya saing, sehingga mendorong roda ekonomi daerah,” tutur Yuyun dalam sambutannya. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara Forkopimda dan berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan Lumajang yang sejahtera dan berkelanjutan.
Gemilang Seni dan Budaya
Sorak-sorai warga semakin meriah saat siswa-siswi Kabupaten Lumajang menampilkan beragam seni tradisional. Tarian seperti Glipang Rodat, Jaran Slining, Tari Paju Rampak, Tari Topeng Kaliwungu, Jaran Kencak, dan Tari Kopyah memikat perhatian penonton. Dengan gerakan dinamis dan kostum berwarna-warni, para penari menghadirkan harmoni budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi Lumajang.
Salah satu pengunjung, Siti Nurjanah, mengungkapkan rasa bangganya. “Saya sangat senang melihat anak-anak muda masih melestarikan budaya lokal. Ini momen yang membangkitkan rasa cinta pada Lumajang,” ujarnya.
Grebeg Gunungan: Simbol Keberkahan
Rangkaian prosesi ditutup dengan acara grebeg gunungan hasil bumi. Gunungan yang terdiri dari berbagai hasil tani seperti padi, jagung, dan buah-buahan diarak mengelilingi alun-alun sebelum dibagikan kepada masyarakat. Tradisi ini memiliki filosofi mendalam, yakni sebagai bentuk doa dan harapan agar Lumajang senantiasa diberkahi kemakmuran dan kesejahteraan.
“Grebeg gunungan ini bukan hanya simbol kebersamaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta,” ujar salah satu tokoh adat yang turut hadir.
Dengan perpaduan nilai tradisi dan visi modern, perayaan Hari Jadi ke-769 Kabupaten Lumajang menjadi pengingat bahwa akar budaya adalah fondasi kokoh untuk terus melaju dan bersaing di masa depan. Tidak hanya sekedar perayaan, Harjalu menjadi refleksi perjalanan panjang Lumajang menuju kemajuan yang berkelanjutan. (MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)