Taman Belajar Puspita Laksmi Membantu Anak Bisa Membaca, Menulis, dan Berkarakter

: Taman Belajar Puspita Laksmi yang diinisiasi oleh I Gede Yudi, hanya beraktivitas pada hari Sabtu dan Minggu. (Foto: istimewa)


Oleh MC KAB BULELENG, Rabu, 20 November 2024 | 13:59 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 125


Buleleng, InfoPublik - Berdiri sejak tahun 2019, Taman Belajar Puspita Laksmi yang diinisiasi oleh I Gede Yudi Antara terbilang sukses membantu anak-anak yang mengeyam pendidikan di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

Melalui program Podcast Bincang Komunikasi (B-Kom), Dinas Kominfosanti Buleleng mengundang Gede Yudi, yang juga merupakan pemuda pelopor Kabupaten Buleleng, untuk berbagi pengalaman luar biasanya, Selasa, (19/11/2024).

Kondisi lingkungan Desa Pengastulan tempat tinggal Gede Yudi, khususnya mengenai pendidikan, cukup memprihatinkan. Banyak dijumpai anak-anak jenjang SD masih belum mampu membaca dengan baik atau masih dalam kondisi mengeja bacaan. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi itu.

Gede Yudi mengamati ada sebagian besar karena memang anak yang bersangkutan kurang dalam belajar dan juga dari kondisi orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengawasi anak belajar ketika di rumah, terlebih faktor ekonomi dan faktor pendidikan orang tua yang bersangkutan. 

Karena banyaknya anak-anak SD di sekitar Desa Pengastulan yang belum mampu membaca dengan baik dan juga menghitung, pada tahun 2019 Gede Yudi terdorong untuk memulihkan kondisi itu dengan mendirikan sebuah taman pendidikan yang bernama Taman Belajar Puspita Laksmi.

“Saya bersama-sama dengan STT Puspita Laksmi Desa Pengastulan mencoba membantu anak-anak di desa dengan mendirikan tempat belajar sederhana, yaitu Taman Belajar Puspita Laksmi. Tutor atau tenaga pengajarnya adalah teman-teman dari STT itu sendiri. Kami membantu mereka bisa baca, menulis, dan yang utama adalah berkarakter,” ungkap Gede Yudi.

Pihaknya menerapkan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Hal itu dilakukan agar tidak mengalami kebosanan selama dua jam proses pembelajaran. Gede Yudi menyadari bahwa anak setingkat SD sudah lelah menjalani pendidikan setiap hari selama hampir delapan jam di sekolah, sehingga metode pembelajaran diimbangi dengan permainan untuk mengembalikan fokus anak-anak.

Taman Belajar Puspita Laksmi buka pada hari Sabtu dan Minggu. Dengan memegang teguh konsep Tri Hita Karana, Gede Yudi mengawali pembelajaran dengan berdoa, menghargai teman dan menghormati tutor serta menjaga lingkungan tetap bersih dan lestari. Hal ini berlaku juga kepada anak-anak SMP di Taman Belajar Puspita Laksmi.

“Kami mengajarkan anak-anak selalu berdoa sebelum mulai belajar. Saling menghargai dan menghormati dalam keseharian baik di sekolah maupun di lingkungan. Nah saat hari Minggu kami mengajak mereka mencintai dan menjaga lingkungan, dengan hal kecil-kecil dulu seperti melihat lingkungan taman belajar, kalau ada sampah langsung dibersihkan bersama-sama,” ujarnya.

Disinggung terkait gelar Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan, khususnya pada mitigasi bencana, Gede Yudi kembali mengaku semua itu atas dasar pengamatan langsung kondisi Desa Pengastulan yang memang dinilai rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan banjir. Ia ingin masyarakat di desanya punya bekal ilmu mitigasi bencana, sehingga ketika terjadi bencana masyarakat tidak panik dan paham akan tindakan apa yang perlu dilakukan.

“Saya ajarkan anak-anak tentang mitigasi bencana seperti simulasi dan langkah pertama yang harus dilakukan Ketika terjadi gempa misalnya. Ini penting menanamkan pengetahuan seperti ini sejak dini,” ujarnya.

Gede Yudi menambahkan bahwa pihaknya bertemu kembali dengan anak didik SD yang kini menempuh pendidikan di SMP N 1 Seririt tempat ia bekerja sebagai guru. Sungguh luar biasa, apa yang diajarkan dan ditekuni dulu di Taman Belajar Puspita Laksmi menjadi potensi gemilang dan beberapa kali meraih juara di SD dan di SMP N 1 Seririt dalam lomba membaca puisi.

Gede Yudi merasa senang sekaligus bangga atas upaya kecilnya bersama STT Puspita Laksmi berdampak positif bagi anak-anak SD dan SMP di desanya.

“Sebagai generasi muda kita seharusnya berdedikasi aktif untuk perubahan di masyarakat, mulai dari yang kecil saja, yang penting berdampak. Mari bersama-sama menanamkan kepada anak-anak untuk memiliki kepribadian yang baik dan saling menghormati sesama,” pesan Gede Yudi, sang pemuda pelopor. (MC Kab.Buleleng/Agst)

 

Berita Terkait Lainnya