:
Oleh MC KOTA MALANG, Sabtu, 9 November 2024 | 16:24 WIB - Redaktur: Juli - 142
Malang, InfoPublik – Kota Malang, meski terbatas dalam potensi wisata alam, terus berinovasi dengan mengembangkan wisata berbasis budaya, sejarah, dan kreativitas.
Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, usai mengukuhkan Unsur Penentu Kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Malang untuk periode 2024-2028, Kamis (7/11/2024), di Balai Kota Malang.
Menurut Erik, meskipun daerah ini tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti Kabupaten Malang dan Kota Batu yang dikenal dengan wisata pegunungan, air terjun, dan pantai, Kota Malang tetap memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata berbasis budaya dan sejarah.
Destinasi seperti Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Heritage Kajoetangan, dan Kampung Biru Arema menjadi contoh sukses yang menarik minat wisatawan dan memperkaya keberagaman pariwisata di Kota Malang.
Namun, Erik menekankan perlunya pengembangan lebih lanjut untuk menggali potensi-potensi wisata lainnya sebagai alternatif. Dalam hal ini, Unsur Penentu Kebijakan BPPD memegang peran strategis dalam merumuskan visi, misi, serta strategi untuk mempromosikan destinasi wisata di Kota Malang, dengan memperhatikan kekhasan daerah dan preferensi pasar wisatawan.
Erik menegaskan bahwa pengembangan pariwisata Kota Malang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah kota saja. Diperlukan dukungan dari berbagai elemen kepariwisataan, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas wisata, dan sektor swasta. Kolaborasi ini penting untuk memperkuat pemasaran, menciptakan paket wisata terintegrasi, serta memaksimalkan potensi wisata lokal.
Selain itu, pengembangan branding wisatabyang kuat dan relevan dengan budaya, alam, dan sejarah lokal sangat penting. Hal ini akan membantu Kota Malang memiliki ciri khas yang membedakannya dari destinasi lain, serta menarik minat wisatawan domestik dan internasional.
Erik juga menekankan pentingnya mendorong inovasi dalam pengembangan produk wisata yang sesuai dengan tren pariwisata terkini. Salah satu contohnya adalah wisata berbasis teknologi dan keberlanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi, Kota Malang dapat menciptakan pengalaman wisata yang lebih menarik dan mudah diakses oleh wisatawan.
Tak hanya itu, untuk menghadapi tantangan di sektor pariwisata, seperti penurunan jumlah wisatawan, strategi mitigasi harus segera dirumuskan. Hal ini akan memastikan bahwa pengembangan pariwisata Kota Malang tetap berkelanjutan, aman, dan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar.
Sekda juga optimis bahwa peran Unsur Penentu Kebijakan BPPD akan menjadi motor penggerak yang dapat mengoptimalkan potensi pariwisata Kota Malang. Dengan pendekatan yang terfokus, inovatif, dan berkelanjutan, sektor pariwisata diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, serta kesejahteraan masyarakat Kota Malang.
Erik berharap pengembangan pariwisata yang inklusif dan kolaboratif ini akan semakin memperkuat Kota Malang sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik, baik bagi wisatawan domestik maupun internasional. (say/yn)