: Belasan ibu rumah tangga dan pelaku usaha mikro di Dusun Patran antusias mengikuti pelatihan pembuatan camilan keripik dari bonggol pisang kluthuk
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 4 November 2024 | 15:18 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 104
Sleman, InfoPublik – Belasan ibu rumah tangga dan pelaku usaha mikro di Dusun Patran antusias mengikuti pelatihan pembuatan camilan keripik dari bonggol pisang kluthuk yang digelar Komunitas Kekandhangan Banyuraden belum lama ini. Siapa sangka limbah pertanian tersebut bisa diolah jadi camilan enak, bahkan bisa dijadikan produk bernilai ekonomi tinggi.
Bertempat di Pendhapa Kekandhangan Cokrowijayan, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, mentor pelatihan dari Kelompok Wanita Tani dan Usaha Mikro Kecil Menengah Banyuraden, memberikan pengetahuan tentang manfaat dan cara pengolahan bonggol pisang kluthuk menjadi camilan enak.
Pelatihan dimulai dengan sesi penjelasan tentang teknik pemilihan bonggol pisang yang baik untuk diolah. Peserta diajarkan memilih bonggol pisang yang tidak terlalu tua, untuk mendapatkan hasil keripik yang lebih renyah dan berkualitas. Setelah itu, peserta dilatih proses pengolahan, mulai dari pemotongan, perendaman, hingga proses penggorengan dengan teknik khusus agar menghasilkan keripik yang enak dan garing.
Usai menerima penjelasan dari mentor, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan pembuatan keripik bonggol pisang. Di mana, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil agar lebih fokus dan mendapatkan bimbingan yang maksimal dari mentor. Suasana praktik berlangsung ramai dan antusias dengan banyak peserta yang mencatat setiap langkah dan berbagi tips yang mereka pelajari.
Solusi peningkatan ekonomi masyarakat
Sekretaris Komunitas Kekandhangan Adnan Iman Nurtjahjo menyampaikan, pelatihan ini diharapkan bisa menjadi solusi peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam sekitar.
“Kami ingin masyarakat bisa memanfaatkan potensi yang ada di sekitar mereka, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Bonggol pisang ini contoh yang sangat bagus karena bisa menjadi bahan dasar camilan yang sehat dan menguntungkan,” tuturnya.
Menurut Adnan, selain pelatihan teknis para peserta juga mendapatkan materi mengenai strategi pemasaran dan pengemasan produk. Hal ini dilakukan agar produk keripik bonggol pisang yang mereka hasilkan nantinya memiliki peluang kerja sama dan daya saing yang kuat di pasar yang lebih luas.
“Awalnya saya tidak menyangka bonggol pisang bisa dijadikan keripik. Tapi ternyata enak dan banyak yang tertarik. Saya jadi bersemangat untuk mencoba berjualan,” ungkapnya.
Di akhir kegiatan, Adnan berharap agar para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga menekankan pentingnya inovasi pangan dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat perdesaan.
Ke depannya, pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran saja. Tetapi juga menjadi awal bagi terciptanya peluang usaha baru bagi warga sekaligus menghasilkan produk yang unik, bernilai jual tinggi, dan mampu bersaing di pasar lokal maupun online. (Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Kapanewon Gamping)