- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Selasa, 5 November 2024 | 11:35 WIB
: Pemkab Temanggung, Selasa (22/10/2024) menggelar apel bersama Hari Santri Nasional 2024 di Kabupaten Temanggung.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Rabu, 23 Oktober 2024 | 21:08 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 136
Temanggung, InfoPublik – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya peran santri dalam sejarah bangsa, serta untuk meningkatkan kesadaran nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang saling mengisi.
Pemkab Temanggung, Selasa (22/10/2024), menggelar apel bersama yang dipimpin langsung Pj Bupati Hary Agung Prabowo, didampingi Ketua DPRD Yunianto, Kapolres AKDP Ary Sudrajat, Ketua MUI Temanggung KH. Yakub Mubarok, Ketua PCNU Temanggung KH. Furqon Mashuri, Kepala Kantor Kemenag Temanggung Fatchur Rochman, tokoh agama, serta perwakilan santri di Kabupaten Temanggung.
Dalam sambutan Menteri Agama yang dibacakan Hary, peringatan HSN adalah momentum untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Sejarah telah mencatat, bahwa kaum santri adalah kelompok yang paling aktif dalam menggelorakan semangat melawan para penjajah,” ungkapnya.
Salah satu contoh peristiwa santri adalah revolusi jihad pada 22 Oktober 1945 yang dimaklumatkan KH. Hasyim Asy’ari. Dalam fatwanya disebut bahwa berperang menolak dan melawan penjajah itu fardhu‘an yang wajib dikerjakan umat Islam, bersenjata atau tidak.
“Pada peringatan Hari Santri tahun ini, dengan tema Menyambung Juang, Merengguh Masa Depan. Tema ini mengingatkan pada salah satu bait dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik, yaitu seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan kyai, ketika sang kyai wafat,” lanjutnya.
Tema tersebut adalah sebuah penegasan, bahwa santri masa kini memiliki tugas untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang terus berjuang tanpa kenal lelah demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa.
“Menyambung juang bukan hanya berarti mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan pada zaman modern. Jika pendahulu para pejuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini, berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena,” pungkasnya. (tfa;ekp)