Kobarkan Semangat Gotong Royong Pemuda lewat seni Jathilan Seni Jathilan

: Menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-96, Keluarga Pemuda Pemudi Sambora Dusun Sanggrahan, menggelar pentas seni Jathilan Turonggo Cokroseto pada Senin 21 Oktober 2024.


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 23 Oktober 2024 | 20:04 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 106


Sleman, InfoPublik - Menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-96, Keluarga Pemuda Pemudi Sambora Dusun Sanggrahan, menggelar pentas seni Jathilan Turonggo Cokroseto pada Senin 21 Oktober 2024. Pertunjukan seni tradisional ini diharapkan dapat menghidupkan kembali nilai-nilai kebhinekaan dan semangat gotong-royong para pemuda Indonesia.

Lurah Banyuraden Sudarisman menuturkan bahwa tujuan utama dari pertunjukan ini adalah untuk mengenang dan menghormati semangat para pemuda Indonesia yang telah menyatukan diri dalam Sumpah Pemuda pada 1928 silam.

Selain itu katanya, pertunjukan jathilan merupakan bentuk pelestarian warisan budaya lokal, khususnya kesenian tradisional yang mulai jarang ditampilkan di tengah masyarakat modern. Jathilan sendiri memiliki makna filosofis yang mendalam, antara lain keberanian, ketangkasan, dan semangat persatuan.

Dengan menampilkan jathilan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, para penyelenggara ingin menunjukkan bahwa budaya tradisional tetap relevan dan penting untuk dipelihara oleh generasi muda.

“Jathilan merupakan kesenian yang telah lama dikenal oleh masyarakat Sleman, dan jathilan adalah kesenian yang turun temurun dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, saya berharap kesenian jathilan tetap dipertahankan dan bisa dikembangkan,” tutur Sudarisman.

Selain sebagai media pelestarian budaya, pertunjukan jathilan berfungsi sebagai ajang edukasi. Gerakan-gerakan dinamis dan penuh energi yang diperagakan oleh para penari jathilan mengandung banyak pesan moral, seperti pentingnya kerja sama, disiplin, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Pesan-pesan ini sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, yaitu persatuan dan cinta Tanah Air.

Sementara itu, salah satu pelaku seni di Banyuraden Subiyatna mengungkapkan, pertunjukan jathilan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Di tengah rutinitas kehidupan modern yang serba cepat, momen ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk sejenak menikmati keindahan seni tradisional sekaligus merasakan kebersamaan dalam perayaan nasional yang penting.

Ia pun berharap jathilan tidak hanya dianggap sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana edukasi untuk generasi muda supaya dapat memahami makna dan filosofi di balik tarian dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Semoga pemerintah memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan bagi pentas seni jathilan agar dapat ditampilkan di berbagai acara. Dukungan ini sangat penting untuk menjaga supaya kesenian jathilan tetap hidup dan berkembang,” tandas Subiyatna.

Gelaran seni tersebut dihadiri oleh Lurah Banyuraden, Sudarisman didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kalurahan Banyuraden, Kwintartiningsih Pospoputri, pelaku seni Kalurahan Banyuraden, Subiyatna, Dukuh Padukuhan III, Amin Achmadi, Ketua RW dan RT Dusun Sanggrahan, serta tokoh masyarakat setempat. (Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Kapanewon Gamping)

 

Berita Terkait Lainnya