Desa Wisata Tanjung Andalkan Kearifan Lokal untuk Tarik Wisatawan

: Desa Wisata Tanjung, Donoharjo Ngaglik Sleman terus berkembang menjadi desa wisata dan pendidikan dengan keindahan alam, serta kesenian, sebagai andalan pariwisata.


Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 17 Oktober 2024 | 16:49 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 146


Sleman, InfoPublik - Berada di kawasan pedesaan dengan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan kultur pedesaan, ditambah adanya joglo berumur lebih dari dua abad, menjadikan Desa Wisata Tanjung, di Donoharjo Ngaglik Sleman terus berkembang menjadi desa wisata dan pendidikan dengan keindahan alam, serta kesenian, sebagai andalan pariwisata.

Di desa wisata ini pengunjung diajak melakukan berbagai macam aktivitas keseharian masyarakat pedesaan sebagaimana yang dilakukan wisatawan asal Australia, Martin pada saat berkunjung, Rabu (15/10/2024).

Suharno, Kepala Dukuh yang sekaligus memandu wisata mengatakan bahwa di Desa Wisata (Deswita) Tanjung, wisatawan diperkenalkan dengan tata krama bertamu, mulai dengan memberi salam, cara duduk, cara berbicara dengan tuan rumah, mengambil makanan dan minuman dan cara berpamitan.

"Kami kenalkan adat istiadat, tata cara hidup di desa, unggah-ungguh bertamu bahkan ada anjuran jangan  memulai makan sebelum dipersilahkan. Kami juga mengenalkan bagaimana menyapa orang yang belum dikenal, saling menghargai, termasuk toleransi beragama sampai pada menghentikan kegiatan ketika mendengar suara adzan, " beber Suharno.

Tidak berhenti sampai di situ, wisatawan juga dikenalkan dengan tradisi Kenduri lengkap dengan nasi tumpeng, golong, ingkung, peyek dan segala ubarampe.

"Kenduri merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai nilai saling berbagi dengan sesama membantu orang yang membutuhkan serta meningkatkan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar warga," kata Suharno saat mengawali acara kenduri.

Upaya lain dalam rangka melestarikan budaya di Deswita Tanjung diantaranya dengan mengenalkan seni merangkai janur dan menabuh gamelan. "Merangkai janur yang biasa dipakai untuk menghias penjor dan dekorasi sebagai simbol harapan pada prosesi upacara adat. Demikian juga dengan gamelan yang merupakan salah satu alat musik tradisional kebanggaan bangsa," tuturnya.

Agenda wisata berlanjut dengan mengajak wisatawan melakukan permainan tradisional seperti egrang dan gobak sodor.

"Di dalam permainan gobak sodor memiliki nilai yang terkandung di dalamnya diantaranya adalah kekompakan, semangat, strategi permainan, kerja sama, kejujuran , sportivitas dan ini sangat sesuai karena berkaitan dengan olah fisik agar lebih kuat," kata Suharno.

Martin salah seorang wisatawan asal Australia yang dipanggil dengan nama Jawa 'Wibowo' merasa senang dan puas dengan pengalaman yang diperoleh selama berada di Deswita Tanjung.

"Pengalaman yang luar biasa. Banyak hal yang bisa dipelajari saat kunjungan mulai dari belajar bahasa, sopan santun, permainan, belajar gamelan dan lain lain. Tentu saja kami sangat terkesan, orang-orangnya ramah, makanan enak. Hal seperti ini yang kita cari karena tidak ada di negara saya," kata Martin yang mulai lancar berbahasa Indonesia. (Upik Wahyuni KIM Donoharjo)

 

Berita Terkait Lainnya