Kota Malang Kuatkan Komitmen Ajak Kembali Anak Sekolah

:


Oleh MC KOTA MALANG, Jumat, 4 Oktober 2024 | 21:56 WIB - Redaktur: Juli - 140


Malang, InfoPublik - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menggelar Sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS) dan Penandatanganan Komitmen Lintas Sektor Ajak Kembali Anak Sekolah (AKAS) di Hotel Savana Kota Malang, Rabu (2/10/2024).

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Iwan Kurniawan, dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang diinisiasi Disdikbud Kota Malang ini.

Disebutkannya bahwa dari data yang ada, di Kota Malang terdapat 5.655 anak yang tidak sekolah. “Ini harus menjadi perhatian,” tegas Iwan.

Dari data yang ada tersebut, respons cepat yang dilakukan adalah melakukan intervensi, salah satunya sosialisasi kali ini yang mengundang beberapa stakeholder, serta operator yang menjadi lini terdepan komunikasi. Pada kegiatan ini juga dihadirkan camat serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang nantinya akan menjadi pusat tindak lanjut.

“Tadi sudah diberikan ruang gratis dari PKBM, ini akan menjadi hal yang sangat baik. Artinya respons Pemerintah Kota Malang sangat cepat dengan melakukan sosialiasi, pembentukan satgas, dan lain lain,” kata Iwan.

Iwan pun menekankan pada tindak lanjut dari kegiatan kali ini. Kemudian ada identifikasi penyebab anak yang tidak bersekolah. “Hasil identifikasi tersebut kemudian dapat disalurkan ke PKBM,” lanjutnya.

Penanganan PATS, mulai Oktober hingga Desember 2024 mendatang disebutkannya harus ada progres yang cukup signifikan. Mengingat pendidikan ini menjadi salah satu prioritas program kerja di masa kepemimpinannya. “Saya yakin orang tua yang anaknya putus sekolah berharap ada dorongan dari pemerintah daerah agar anaknya bisa bersekolah kembali,” jelas Iwan.

Menanggapi data jumlah anak putus sekolah yang terbilang sangat banyak tersebut, Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengatakan pihaknya telah menindaklanjutinya meskipun belum semua.

“Hari ini kami kumpulkan dengan harapan adalah semua kecamatan, kelurahan dan semua stakeholder turut melakukan pendataan yang jelas, yakni by name dan by address,” terang Suwarjana.

Suwarjana mengungkapkan bahwa latar belakang anak-anak yang tidak bersekolah ini bermacam-macam. Oleh karena itulah dibutuhkan identifikasi lebih lanjut dan lebih detail.

“Harapan kami sampai Desember 2024, anak-anak ini sudah dapat bersekolah, baik itu di PKBM dan kalau memang masih usia sekolah tentunya disalurkan ke sekolah formal,” tutup Suwarjana. (cah/yon)