- Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU
- Rabu, 25 September 2024 | 14:41 WIB
: Disadari bahwa para pendeta memegang peran yang penting dan strategis dalam penyelenggaraan pelayanan gereja, karenanya kondisi fisik maupun psikisnya harus baik. Pendeta punya beragam tugas dan kesibukan sehingga sering mengalami burn out atau kelelahan secara emosional, depersonalisasi dan personal accomplishment. Selain itu ada beragam masalah yang dihadapi, meliputi masalah warga gereja, pelayanan, sosial-masyarakat, lingkungan hidup, dan masalah pribadinya sendiri. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan agar pendeta memperoleh pengetahuan dan ketrampilan psikologis untuk membangun dan merawat kesehatan mental. Demikian penjelasan Pdt. F.J. Hattu, M.Si, Sekretaris Klasis GPM Pp. Lease. -Foto :Mc.GPM
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Minggu, 25 Agustus 2024 | 04:02 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 699
Jakarta,InfoPublik - Klasis GPM Pulau-pulau Lease berada di wilayah pemerintahan Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menjalankan Screening Clergy Mental Health dalam kerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jakarta, didampingi oleh para pakar yang berkompeten di bidangnya.
Program ini adalah bagian dari Rapat Konsultasi Semester I Tahun 2024, yang dilaksanakan di Wisma Abadi Cisarua, Bogor, yang oleh Ketua Klasis, Pdt. John Malle, dipadukan dengan Screening Clergy Mental Health kerjasama dengan MS GKI Wilayah Jabar dan Fakultas Psikologi UKRIDA.
Disadari bahwa para pendeta memegang peran yang penting dan strategis dalam penyelenggaraan pelayanan gereja, karenanya kondisi fisik maupun psikisnya harus baik. Pendeta punya beragam tugas dan kesibukan sehingga sering mengalami burn out atau kelelahan secara emosional, depersonalisasi dan personal accomplishment. Selain itu ada beragam masalah yang dihadapi, meliputi masalah warga gereja, pelayanan, sosial-masyarakat, lingkungan hidup, dan masalah pribadinya sendiri. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan agar pendeta memperoleh pengetahuan dan ketrampilan psikologis untuk membangun dan merawat kesehatan mental.
Demikian penjelasan disampaikan Pdt. F.J. Hattu, M.Si, Sekretaris Klasis GPM Pp. Lease.
Klasis GPM Pp. Lease sendiri ada dalam suatu wilayah sosial dengan ketegangan sosial yang cukup tinggi. Gereja terpanggil untuk membingkai perdamaian dan harmoni sosial dalam relasi antar-warga, sehingga para Pendeta harus dilengkapi juga dengan pengetahuan dan keterampilan psikologis.
Artinya melalui kegiatan ini, selain para pendeta mendapat bekal untuk kesehatan mental dirinya, tetapi juga bisa memahami cara dan pendekatan yang tepat guna merawat kesehatan mental masyarakat. Kesehatan mental sendiri merupakan kondisi individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya, mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Selama dua hari (21-22 Agustus), 50 peserta yang adalah pendeta di semua Jemaat dalam Klasis GPM Pp. Lease menjalani program tersebut dengan tekun. Materi yang diperoleh antara lain, hari pertama (21/8/2024), merupakan Kegiatan Edukasi dan Screening Mental Health Para Pelayan, dimulai dengan Pre Test yang meliputi: Tes kesehatan mental para pelayan, Tes kepribadian, Tes survei riwayat hidup, Tes traumatic life events, Tes mengukur skala pengampunan, Tes resiliensi.
Kemudian dilanjutkan dengan materi: Pentingnya kesehatan mental bagi hamba Tuhan (Mental Health vs Mental Illnes, kesehatan mental dan burn out, Isue Mental Health; Kesehatan mental: faktor bawaan dan faktor lingkungan; Kesehatan mental dan Trauma Masa lalu (Mengenali trauma masa lalu, pengampunan). Hari kedua (22/8/2024),dengan materi Psycho Imagery untuk Inner Healing and Forgiveness (teknik/keterampilan untuk memulihkan diri dari kelelahan dan mengobati luka-luka batin); Membangun kesehatan mental (Relational Dimension and Social Support); Resiliensi dan kesehatan mental (Membangun resiliensi dengan model 3A: Awareness, Acceptance and Action), Konflik dan manajemen konflik; Menjaga kesehatan mental; Action Plan.
Proram ini telah dipersiapkan beberapa tahun dan para pendeta berkonrtibusi secara mandiri untuk program tersebut melalui tabungan yang digunakan untuk seluruh biaya kegiatan. Selain Majelis Pekerja Klasis, turut mendampingi Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pdt. S.I. Sapulette, M.Si, dan menurutnya kegiatan ini sangat penting serta menjadi masukan kepada MPH Sinode, sehingga dalam PIP-RIPP Dasawarsa V (2025-2035) yang sedang dirancang, kiranya hal ini menjadi salah satu isu strategis untuk membentuk profil pelayan GPM, sebab tidak cukup pendekatan pastoralia saja. Malah pastoralia gereja juga berdimensi multidisipliner, sehingga tools psikologi yang terkait dengan mental health juga penting dipahami untuk menjalankan pastoral gereja yang integratif dan multidisipliner.
Narasumber yang dalam kegiatan ini antara lain, William Gunawan, S.Psi, M.Min, M.Si, Ph.D, CLC, yang adalah juga Dekan Fakultas Psikologi UKRIDA, Dr. Stefanus Sandjaja, M,Si, Konselor Pastoral Fakultas Psikologi UKRIDA.
“Kami sangat bersyukur krn Bpk/ Ibu Pdt mengikuti acara dengan aktif, antusias dan sepenuh hati dari awal sampai akhir.Kerendahan hati Bapak/ Ibu Pendeta untuk mau belajar dan mulai membangun Awarenesstentang kesehatan mental adalah awal yang sangat baik bagi upaya pemulihan. Semoga proses ini bisa dilanjutkan dengan Acceptance dan kesediaan untuk berproses melalui pemulihan relasi dengan Tuhan dan sesama. Semoga pada akhirnya Bapak/ Ibu Pendeta bisa siap melangkah kembali dan melakukan Action yang semakin memberkati jemaat dan sesama melalui diri yang sudah dipulihkan. We are blessed to be a blessing”, kata Dekan Fakultas Psikologi UKRIDA, William Gunawan, Ph.D.(Mc.GPM/Eyv)