: Foto : Fatkur Rahman saat berdialog di Studio Pradya Suara FM Tuban. (yavid)
Oleh MC KAB TUBAN, Selasa, 13 Agustus 2024 | 20:18 WIB - Redaktur: Juli - 108
Tuban, InfoPublik - Guna mengantisipasi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) di kalangan aparatur sipil negara (ASN), Pemerintah Kabupaten Tuban, melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, melaksanakan program deteksi dini risiko PTM.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan ASN dan mencegah perkembangan penyakit kronis yang dapat berdampak negatif pada produktivitas kerja.
Hal tersebut disampaikan oleh JF Adminkes Ahli Muda Dinkes P2KB Tuban, Fatkur Rahman saat dialog di Studio Pradya Suara FM Tuban, Selasa (13/8/2024).
Fatkur mengungkapkan bahwa tren PTM saat ini menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan penyakit menular (PM), termasuk yang disebabkan oleh infeksi. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang dewasa ini dimudahkan oleh teknologi.
Ia mencontohkan, perubahan gaya hidup tersebut termasuk kebiasaan masyarakat yang kini dapat memesan makanan secara daring, yang membuat mereka semakin jarang bergerak.
"Faktor-faktor tersebut memang ada nilai plus-minusnya, salah satunya adalah menyebabkan seseorang menjadi 'mager' atau malas gerak," terang Fatkur.
Dari data yang ada, imbuh Fatkur, hipertensi merupakan salah satu penyebab utama PTM. Jika tidak dicegah atau diobati, hipertensi dapat menyebabkan penyakit lain seperti jantung, kanker, stroke, dan diabetes melitus (DM). Fatkur menekankan pentingnya gaya hidup sehat dalam mencegah terjadinya PTM.
"Inilah alasan perlu adanya program deteksi dini faktor risiko PTM bagi ASN di Pemkab Tuban," jelasnya.
Lanjut dia, untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes P2KB Tuban telah menyediakan layanan deteksi dini yang dimulai dari Posyandu yang dapat dirujuk ke Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk pemeriksaan lanjutan.
Program ini juga termasuk dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mewajibkan seluruh warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan.
Selain itu, sejak 2023 lalu, pihaknya mulai aktif melaksanakan skrining kesehatan ASN secara jemput bola. Program ini semakin diperkuat dengan adanya surat edaran dari Kemendagri yang menginstruksikan dilakukannya skrining kesehatan bagi seluruh ASN.
Disampaikan, dengan upaya-upaya tersebut, pihaknya berharap risiko PTM di kalangan ASN dapat dideteksi lebih awal dan mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga mereka dapat terus bekerja dengan sehat dan produktif. (yavid rahmat perwita/hei)