- Oleh Wandi
- Minggu, 24 November 2024 | 06:00 WIB
: Malam puncak Galanggang Arang #8 berlangsung semarak, Rabu (7/8/2024) malam. Foto : Diskominfo Padang Panjang
Oleh MC KOTA PADANG PANJANG, Senin, 12 Agustus 2024 | 23:50 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 229
Padang Panjang, InfoPublik — Perayaan puncak Galanggang Arang #8 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, menjadi sorotan dengan rangkaian kegiatan yang meriah di sepanjang Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Acara ini berlangsung sukses dan ditutup secara resmi oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang, Winarno, pada Rabu (7/8/2024) malam, menandai berakhirnya kegiatan yang telah dimulai sejak Selasa (6/8/2024) di Stasiun Kereta Api Padang Panjang, Kelurahan Silaing Atas.
Dengan tema "Anak Nagari Merawat Warisan Dunia", Galanggang Arang menghadirkan berbagai pertunjukan seni yang dipersembahkan oleh siswa-siswa dari Thawalib Gunung, SMP N 1, SMP N 2, serta Sanggar Si Kumbang Tabang. Acara ini ditutup dengan penampilan memukau dari penyanyi Minang, Adim, yang berhasil menghibur ribuan warga yang hadir.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan tujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya dunia.
Dalam sambutannya, Pj Sekdako Winarno mengapresiasi penyelenggaraan acara ini dan berharap Galanggang Arang bisa menjadi agenda tahunan.
Menurut dia, kegiatan ini tidak hanya mengenalkan masyarakat Padang Panjang terhadap warisan budaya di kota ini, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi usaha mikro kecil.
“Stasiun Padang Panjang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Stasiun ini adalah yang terluas dan paling strategis, berada di perlintasan, dan telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Jefrinal Arifin, juga menyampaikan hal serupa. Dia menekankan bahwa melalui Galanggang Arang, masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai sejarah Stasiun Kereta Api Padang Panjang sebagai warisan budaya yang tidak ternilai dan telah diakui secara global.
“Galanggang Arang mengingatkan kita pada peran penting Mak Itam, kereta api yang dulu membawa batu bara dari Sawahlunto. Ini adalah bagian dari sejarah yang sangat berharga, dan WTBOS telah diakui oleh UNESCO sejak lima tahun lalu,” tuturnya.
Kehadiran ribuan warga dalam acara ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya warisan budaya dalam membangun kesadaran dan solidaritas di tengah masyarakat. (mcpadangpanjang/harris)