BLK Tuban Gelar Pelatihan Menjahit Khusus Penyandang Disabilitas

: Foto : Peserta tampak antusias mengikuti pelatihan (ist)


Oleh MC KAB TUBAN, Selasa, 6 Agustus 2024 | 17:14 WIB - Redaktur: Juli - 176


Tuban, InfoPublik - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3A dan PMD) Tuban menggelar pelatihan menjahit khusus penyandang disabilitas di UPT BLK Tuban, Senin (6/8/2024).

Sebanyak 16 kaum difabel yang terdiri dari tuna rungu wicara dan mental tampak antusias mengikuti pelatihan menjahit. Wutri Salma salah satu peserta pelatihan menjahit dari penyandang disabilitas rungu wicara mengaku senang bisa mengikuti pelatihan menjahit.

Gadis yang baru lulus Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) itu bercita-cita membuka jasa jahit dan toko pakaian di rumah setelah mahir menjahit.

“Nanti setelah bisa menjahit mau buka toko baju dan jasa jahit supaya mendapatkan uang sendiri,” ungkap Salma sapaan akrabnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A serta PMD, Ismail, awalnya mengaku kesulitan untuk mendapatkan peserta pelatihan dari penyandang disabilitas. Hal ini dikarenakan salah satu syarat harus lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Setelah koordinasi dengan BLK syarat untuk difabel diturunkan menjadi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ungkap Ismail.

Ismail mengatakan salah satu isi dari Memorandum of Understanding (MoU) antara UPT BLK dan Dinsos P3A serta PMD, persyaratan dari UPT BLK Dinsos P3A serta PMD harus menyediakan mesin jahit yang akan diberikan kepada peseta setelah pelatihan selesai.

“Alhamdulillah untuk anggaran menyediakan mesin jahit disetujui kepala Dinos P3A serta PMD,” terang Ismail.

Ismail berharap, pelatihan lanjutan bisa diagendakan setelah mendapatkan pelatihan dasar agar dapat mengembangkan keahliannya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Seksi (Kasi) Pelatihan dan Sertifikasi UPT BLK Tuban, Apal Supendi hadir memberikan arahan kepada peserta pelatihan.

Dia berharap kegiatan pelatihan ini dapat memberikan skill dan kompetensi kepada difabel, sehingga memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan usaha sendiri.

“MoU kami dengan Dinsos P3A serta PMD, kami siap melatih teman-teman disabilitas sampai kompeten kemudian Dinsos P3A serta PMD menyiapkan peralatannya,” jelas Apal.

Lebih lanjut Apal menegaskan, ketika penyandang disabilitas telah memiliki skill, kompeten dan punya peralatan sendiri, dia berharap penyandang disabilitas agar dapat berwirausaha.

“Kalau sudah berwirausaha berarti ada pendapatan, kalau ada pendapatan berarti tingkat pengangguran berkurang, kalau pengangguran berkurang tingkat kesejahteraan meningkat, kalau tingkat kesejahteraan meningkat artinya program-program pemerintah berhasil,” pungkasnya. (anis miswoni/hei)