- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 16 November 2024 | 08:49 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Senin, 5 Agustus 2024 | 23:16 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 293
Padang, InfoPublik – Sebanyak 355 tukik atau anak penyu dilepaskan ke laut di Pantai Air, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Manis pada Senin (5/8/2024).
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, menjelaskan bahwa penyu dipilih sebagai maskot kota karena melambangkan pelestarian lingkungan hidup, serta mencerminkan nilai-nilai ketangguhan dan kebersamaan.
"Penyu dipilih sebagai maskot karena merupakan simbol pelestarian lingkungan hidup. Ini menjadi bentuk komitmen Padang sebagai pelopor pelestarian hidup. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, kita jadikan Kota Padang indah, bersih, dan nyaman," ujar Andree.
Andree menambahkan bahwa penyu, yang telah ada sejak 150 juta tahun lalu, mencerminkan ketangguhan dan daya tahan, nilai-nilai yang juga dianut oleh Kota Padang yang kini berusia 355 tahun. "Hal ini sejalan sebagai cerminan Kota Padang, terbukti dengan umurnya yang sudah memasuki usia 355 tahun," terangnya.
Lebih lanjut, Andree mengungkapkan bahwa perilaku penyu yang selalu kembali ke pantai tempat mereka dilepas untuk bereproduksi memiliki makna mendalam. "Ini mengingatkan saya kepada saudara-saudara kita yang merantau dan kembali lagi untuk membangun kampung halaman," tambahnya.
Kepala Dinas Pangan dan Perikanan, Alfiadi, menjelaskan lima filosofi yang mendasari pemilihan penyu sebagai maskot Kota Padang:
Kepala penyu diibaratkan sebagai Gunung Padang, simbol dari pemandangan alam yang menakjubkan dan visi utama bagi perkembangan kota.
Cangkang penyu yang keras dan kokoh mencerminkan ketahanan dan kekuatan warisan budaya serta arsitektur tradisional Minangkabau.
Sirip penyu menggambarkan akses transportasi dan jalan-jalan utama yang menghubungkan berbagai bagian kota.
Jantung dalam cangkang penyu mewakili pasar tradisional dan pusat kuliner yang terkenal dengan keragaman makanan khas Padang.
Daya tahan dan ketekunan penyu yang selalu kembali ke pantai yang sama untuk bertelur, meskipun harus menempuh perjalanan panjang.
"Penyu harus kembali ke pantai yang sama untuk bertelur meski harus menempuh perjalanan panjang. Ini mencerminkan tekad dan ketangguhan yang ingin kita teruskan dalam membangun Kota Padang," tandas Alfiadi.
(MC Padang / Junee)