Ngadi Wunu Wunungo Warnai MTQ ke-XI Provinsi Gorontalo

: Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, saat memberikan kata sambutan pada ajang MTQ ke-XI Provinsi Gorontalo, di Taman Menara Limboto, Kabupaten Gorontalo, Rabu (8/5/2024). (Foto: Mila)


Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 9 Mei 2024 | 21:48 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 125


Kabupaten Gorontalo, InfoPublik - Sadela lo ngadi wunu wunungo (SNW) atau tradisi masyarakat Gorontalo dalam membaca Al-Qur'an menggunakan bahasa daerah  mewarnai ajang MTQ ke-XI Provinsi Gorontalo yang digelar di Taman Menara Limboto, Kabupaten Gorontalo, Rabu (8/5/2024). Salah satu cabang yang dilombakan itu ramai disaksikan oleh masyarakat dan dipenuhi oleh pendukung masing-masing kabupaten/kota.

Dalam penyampaian kata sambutannya, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, menuturkan bahwa tradisi wunungo patut disyukuri karena menjadi bagian dari sejarah Islam ada di Gorontalo, terutama dalam menyiarkan Al-Qur’an hingga di tiap pelosok sampaik ke desa terpencil.

Budiyanto pun mengapresiasi setiap penampilan dari tiap perwakilan kabupaten/kota. Terlebih para peserta tampil kompak dengan seragam yang penuh warna dengan ciri khas masing-masingn.

“Satu kebanggaan bagi kita bisa menampilkan wunungo sebagai salah satu cabang lomba pada MTQ kali ini. Alhamdulillah, ini menjadi satu bagian dari siah khususnya di Provinsi Gorontalo. Kami mengapresiasi penampilan semua khafilah malam hari ini,” ungkap Budiyanto.

Di tempat yang sama, Ketua Majelis SNW Rino Husain menilai tradisi wunungo sudah jarang terdengar di masyarakat. Sehingga wajar jika pada malam itu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan. Harapannya, wunungo yang dijadikan cabang lomba pada MTQ itu bisa terus dilestarikan.

Sadela lo ngadi wunu wunungo atau pengajian yang dibawakan secara budaya Gorontalo ini diadakan karena budaya-budaya dulu seperti ini sudah tidak ada. Sehingga ini merupakan upaya pemerintah untuk membudiyakan lagi agar tradisi ini tidak hilang. Buktinya, penampilan malam ini lebih banyak disaksikan masyarakat daripada sebelumnya karena tradisinya sudah jarang,” ungkap Rino.

Selain dinilai berdasarkan hukum bacaan Al-Qur'an, lantunan dengan merdu juga menjadi aspek penilaian pada lomba sandela lo ngadi wunu wunungo oleh dewan hakim. Masing-masing kabupaten/kota yang terdiri dari sembilan peserta pun menyairkan lantunan ayat suci Al-Quran dan wunungo wajib yang telah disiapkan secara berkelompok. (mcgorontaloprov/mila)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Senin, 20 Mei 2024 | 14:10 WIB
Sekda Mabar: MTQ Sebagai Wadah Memperkokoh Karakter dan Moralitas Generasi Muda
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 19:10 WIB
MTQ di Manggarai Barat, NTT, Ketua Panitianya Ternyata Beragama Katolik
  • Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 18:38 WIB
Buka MTQ di Rekas, Bupati Manggarai Barat Ajak Umat Terus Merawat Toleransi
  • Oleh MC KAB PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 22:00 WIB
Kafilah Kabupaten Pangkep Tempati Urutan Keempat di Ajang MTQ ke-33 Sulsel
  • Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
  • Selasa, 7 Mei 2024 | 23:01 WIB
Gambus El Corona Siap Hibur Warga di Malam Closing Ceremony MTQ XXX Sumsel