: Foto : MC Sulteng
Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH, Kamis, 2 Mei 2024 | 09:42 WIB - Redaktur: Juli - 214
Palu, InfoPublik - Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali erupsi pada Selasa (30/4/2024), setelah letusan pertama pada 16 April 2024.
Menurut informasi BPBD setempat, aktivitas vulkanis terbaru gunung tersebut terjadi pada 30 April 2024 pukul 08.35 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 5000 meter di atas puncak.
Berdasarkan laporan masyarakat, Kota Manado dan sekitarnya hampir gelap tidak terlihat matahari sepanjang Selasa kemarin. Abu vulkanik turun di setiap wilayah bahkan dirasakan masyarakat Gorontalo sampai Toli Toli, seperti disebutkan pada Rabu (1/5/2024).
Otoritas beberapa Bandara telah menutup aktivitas sejak kemarin. Setidaknya ada 7 Bandara di antaranya Bandara Gorontalo, Sitaro, Bolaang Mongondow, Tahuna, Pohuwato, Sam Ratulangi, dan Pogugul.
Pemantauan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri terhadap sebaran abu vulkanik pekat menggunakan model Hysplit Volcanic Ash Model, milik Air Resources Laboratory - NOAA Amerika Serikat, menunjukkan sebaran masif debu vulkanik bukan hanya di sekitar Sulawesi Utara namun hingga ke negara jiran (Malaysia dan Brunei Darussalam).
Enam jam pascaletusan, sebaran abu vulkanik terlihat masih di sekitaran lokasi letusan, kemudian dalam 12 jam menyebar ke wilayah Timur dan Barat sekitarnya. Debu vulkanik menyebar makin ke Barat dan Timur sampai Ternate Maluku Utara setelah 18-24 jam pasca letusan.
Prakiraan sebaran abu vulkanik Rabu, 1 Mei 2024 jam 14:00 sampai 20:00 Wita meliputi Gorontalo, Buol, Toli-Toli, sebagian Kalimantan Utara dan mencapai negara Malaysia bagian timur, serta hampir meliputi seluruh Maluku Utara.
Prakiraan pada Kamis, 2 Mei 2024 2:00 dan 8:00 Wita, sebaran abu vulkanik sudah jauh hingga Brunei Darussalam.
Aktivitas Gunung Ruang yang meletus pada 30 April 2024 lalu merupakan letusan yang lebih besar dari letusan pertama. Material letusan berupa abu vulkanik dan gas beracun Sulfur Dioksida (SO2) dikeluarkan bersama dengan magma.
Untuk itu, diimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi letusan dan wilayah terdampak debu vulkanik dan kandungan gas SO2 tinggi, untuk tetap memakai masker ketika beraktifias di luar ruangan.
Sumber : BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri.