- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Senin, 18 November 2024 | 15:53 WIB
: Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo mengunjungi perkebunan kelengkeng di Pringsurat.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Sabtu, 6 Juli 2024 | 00:30 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 297
Temanggung, InfoPublik - Kelengkeng pernah menjadi primadona unggulan Kabupaten Temanggung dari Kecamatan Pringsurat, terutama di era 1970-an hingga 1980-an. Buah berbentuk bulat dengan rasa manis segar ini menjadi andalan produk perkebunan, bahkan sudah menjadi ikon, bahwa Pringsurat itu adalah kelengkeng dan kelengkeng adalah Pringsurat.
Namun, seiring berjalannya waktu kebesaran kelengkeng Pringsurat seolah tenggelam, lantaran banyak muncul varian baru kelengkeng dan adanya serbuan kelengkeng impor.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini warga Pringsurat kembali bersemangat untuk mengembalikan kejayaan potensi kelengkeng Pringsurat di masa lampau. Para petani di wilayah timur Kabupaten Temanggung ini tengah berjuang keras menanam kelengkeng sesuai perkembangan zaman, seperti kelengkeng new kristal yang memiliki produktivitas tinggi dan dari segi rasa enak, manis, segar, dagingnya tebal.
Yuwono (52) petani kelengkeng dari Dusun Krajan, Desa Klepu, Kecamatan Pringsurat mengatakan, kelengkeng varian new kristal bisa ditanam pada ketinggian di bawah 50 mdpl sampai 860 mdpl dan tumbuh dengan baik. Menurutnya, untuk mengembalikan kejayaan kelengkeng Pringsurat harus dilakukan bersama antara pemerintah dengan petani, misalnya dimulai dari mendatangkan tenaga ahli, menyediakan dana guna membantu masyarakat.
"Pringsurat dulu terkenal dengan kelengkengnya, tapi sekarang hampir punah, karena kelengkeng seperti ini (lokal jenis batu), sudah tidak masuk, makanya kita kenalkan dengan kelengkeng seperti new kristal. Kelebihannya berbuah lebih cepat. Saya nanam kelengkeng batu 25 tahun baru berbuah, sedangkan new kristal umur tigas tahun sudah berbuah, kedua buahnya lebih banyak, satu pucuk bisa satu kilogram," ujarnya saat ditemui di kebunnya, Kamis (4/7/2024).
Analisis usaha Yuwono, pada pertumbuhan pertama bisa 10 sampai 15 kilogram per pohon, lalu dipembuahan kedua bisa menghasilkan 30-40 kilogram buah kelengkeng per pohon, di pembuahan ke tiga bisa sampai 60 kilogram per pohon, dan pada pembuahan keempat bisa mencapai 75 kilogram per pohon.
Hasil itu jika dikalikan harga Rp30 ribu per kilogram dari petani dan harga pasar rata-rata Rp40 ribu dan varian super Rp50 ribu, maka hasilnya sudah bisa diketahui. Pada lahan satu hektare bisa ditanam 250 batang pohon, dan kelebihan kelengkeng new kristal bisa dibuahkan kapanpun dengan cara dibooster. Selain itu, sama dengan pohon buah lain perlu pemupukan dari pupuk organik pupuk kandang, kemudian pupuk kimia sebagai pendukung.
"Kalau satu bulan membuahkan 10 pohon, nanti setelah pembuahan ketiga, misalnya hasilnya 60 kilogram per pohon dikalikan Rp30 ribu sudah sekitar Rp1,8 juta, kalikan lagi 10 sama dengan Rp 18 juta. Dua tahun ke depan kurangi 20 persen untuk kembali lagi ke kebun. Soal pemasaran saya tidak khawatir, karena punya teman perkelengkengan dari Sabang sampai Merauke dan tahu luasan lahan kelengkeng di setiap daerah, mau buat pengalengan atau ekspor sekalipun sebenarnya bisa," terangnya.
Butuh dukungan penuh Pemda
Suranto dari Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Ngipik, Kecamatan Pringsurat menuturkan petani klengkeng mulai bangkit lagi pada 2018 akhir, lalu di 2019 sampai 2022 setelah mendapat pendampingan dari kader Balai Penyuluhan dan mendapat bantuan dari APBN.
Sampai sekarang di Pringsurat sudah ada 13.600 pohon tertanam, dari unsur Gapoktan 50-an kelompok, maupun petani mandiri, tersebar di 14 desa dengan desa optimalnya 12 desa, anggota Gapoktan bisa ada 200an. Kira-kira kita butuh waktu 5-10 tahun untuk mengembalikan kejayaan kelengkeng Pringsurat dan menjadi potensi ekonomi masa depan.
Disebutkannya, dari APBN pada 2021 di Desa Soborejo mendapat bantuan 1.000 batang pohon, lalu Ngipik 2.000 batang, Nglorog 2.000 batang, Rejosari 2.000 batang, Kupen 2.000 batang. Bantuan terus bertambah di 2024 ini yakni bantuan pohon di Pagergunung. Para petani kelengkeng kini berpikir komprehensif mulai pengadaan bibit, panen, hingga pemasarannya.
"Kita butuh support dari pemerintah daerah, dengan mencanangkan secara mandiri di Kecamatan Pringsurat untuk upaya mengembalikan kejayaan kelengkeng Pringsurat bisa panen di luar musim,” ujarnya.
Suranto juga berharap ada bantuan permodalan entah itu dalam bentuk sarana prasarana atau mungkin peningkatan SDM petani melalui pelatihan serta edukasi pemasaran untuk mencari offtakernya.
“Kita garap dulu pasar lokal. Kita sudah menjajal ketika kelengkeng lokal ada kelengkeng Bangkok tersingkir. Penjualan sampai Ambarawa, Magelang, lalu Surabaya kalau luar negeri belum, yang grade A, B bisa konsumsi kalau grade C mungkin bisa dibuat minuman atau pengalengan," terangnya.
Sementara Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo mengatakan, kelengkeng di Kecamatan Pringsurat memiliki potensi ekonomi yang baik. Karena kelengkeng menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung.
"Ke depan dengan munculnya banyak varietas kelengkeng baru tentu Temanggung harus melakukan penyesuaian, agar bisa bersaing. Harus ada peremajaan pohon dan digalakkan lagi di masyarakat untuk menanam kelengkeng. Apalagi dengan kemajuan teknologi pertanian buah kelengkeng ini bisa dipanen diluar musim," katanya.(ary;ekp)