UMKM Batik di Paser Kaltim Perlu Banyak Dibekali Pelatihan

: Pelatihan kerajinan batik di Paser. Foto: MC Paser/Ropi’i


Oleh MC KAB PASER, Kamis, 14 Maret 2024 | 14:15 WIB - Redaktur: Untung S - 102


Paser, InfoPublik – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang pengrajin batik Kabupaten Paser Kalimantan Timur, meminta kepada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Paser untuk memperbanyak kegiatan pelatihan teknik dasar membatik.

“Selain untuk melestarikan batik, pelatihan teknik dasar membatik kepada warga untuk menambah keterampilan dasar mereka dalam membatik,” kata Lurah Muara Komam Muksin di Tanah Grogot, Kamis (14/3/2024).

Muksin mengakui pelatihan membantik sangat bermanfaat bagi warganya yang ingin menambah wawasan dan menumbuhkan usaha ekonomi kreatif. “Siapa tahu dari mereka ada yang memiliki keinginan untuk mengembangkan batik menjadi usaha,” ucapnya.

Untuk pelatihan membatik merupakan usulan masyarakat yang disampaikan dalam Musyawarah Rencana Pembangungan (Musrenbang). “Semoga selanjutnya kami bisa dapat kegiatan serupa agar pelatihannya berkesinambungan,” kata Muksin.

Muksin menambahkan, pelatihan yang pertam diterima warganya merupakan kali pertama yang diikuti warganya. “Pelatihan itu menjadi nilai tambah bagi ibu-ibu. Tidak menutup kemungkinan ini akan menjadikan penghasilan tambahan mereka. Pelatihan ini menjadi pengalaman berharga buat warga kami,” ujarnya.

Suliono selaku pengrajin batik yang melatih kegiatan tersebut, mengatakan, setiap kali ia melatih warga, antusiasme peserta pelatihan cukup tinggi dalam mengikuti pelatihan ini. Menurutnya peserta masih butuh pelatihan lagi untuk berada pada tahap pengrajin yang bisa menjual hasil karyanya.

“Memang untuk tahap awal, hasilnya sudah bagus. Namun untuk diproduksi atau diperjual, diperlukan pelatihan lebih matang lagi,” ucapnya.

Ia berharap peserta dapat mengikuti pelatihan baik itu yang dilakukan oleh pemerintah atau melalui kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan melalui dana Cooperate Social Responsibility (CSR).

“Kekhawatiran saya kalau tidak diberikan pelatihan lebih lanjut, keterampilan mereka akan stagnan. Untuk sampai pada tahap medium dan mahir, diperlukan pelatihan lagi. Agar karya mereka bisa dinikmati masyarakat,” tutupnya. (MC Paser/Ropi’i)