: Festival Melas Taon di Paser
Oleh MC KAB PASER, Kamis, 14 Maret 2024 | 14:14 WIB - Redaktur: Untung S - 88
Paser, InfoPublik – Wakil Bupati Paser Kalimantan Timur (Kaltim) Hj Syarifah Masitah Assegah mengajak kepada masyarakat untuk menjaga budaya lokal dengan perbanyak kegiatan kebudayaan daerah.
“Dengan kegiatan itu kita terus dapat memperkenalkan dan mendekatkan budaya Paser kepada masyarakat kita dan masyarakat umum secara luas,” kata Masitah di Tanah Grogot, Kamis (14/3/2024).
Masitah menerangkan, budaya lokal yang harus dipelihara yaitu Melas Taon yang artinya Upacara Adat Suku Paser yang digelar setiap tahun di mana dalam perayaan itu terdapat tari-tarian suku Paser yang dibawakan para pelajar daerah.
Melas Taon merupakan suatu kegiatan ritual memerse olo bulan, memelio bintang taon yang artinya ritual hajat masyarakat Paser yang bertujuan untuk membersihkan alam lingkungan dan menjernihkan segenap waktu, hari, bulan dan tahun dari segala pengaruh ruh jahat atau dari hal-hal yang tidak baik.
Selain itu juga pada acara Melas Taon itu juga dilakukannya ritual Tipong Tawar yakni kepercayaan adat Paser yang menggunakan media daun Kombat dan Serembolum yang bertujuan menawarkan segala yang panas, menolak segala yang mengancam, mendinginkan segala yang mengganggu perasaan, membuang segala yang berbahaya, dan membersihkan diri lahir batin. Dipercaya dapat melindungi seseorang dari berbagai bentuk kejahatan atau gangguan baik dari pengaruh roh – roh jahat, maupun bala.
Pada upacara adat melas taon setiap tahunnya selalu dihadiri kepala daerah, unsur Forkopimda, kesultanan Paser, dan pejabat daerah.
Masitah memberikan apresiasi kepada pemangku adat dan semua unsur yang terlibat dalam pelaksanaan acara Melas Taon yang turut menjaga budaya daerah.
Selain itu diharapkan kedepannya masyarakat turut berperan aktif menjadi promotor budaya Paser sehingga pada akhirnya nanti setiap orang yang ada di Paser bangga mengaku sebagai orang Paser.
“Diharapkan nantinya setiap orang bangga berbahasa Paser, menunjukkan jati diri Paser, dan masing-masing individu bisa menjadi duta Paser untuk mengenalkan budaya-budaya Paser kepada orang lain,” tutur Syarifah Masitah.
Ia juga berpesan untuk masyarakat Paser secara keseluruhan, yaitu agar membiasakan diri mendidik anak-anak berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan Bahasa Paser.
“Sekitar 290 ribu jiwa, hanya sedikit yang merupakan penutur Bahasa Paser. Jumlah ini dipastikan akan berkurang, karena anak anak sekarang engan menggunakan bahasa Paser, untuk itu kita harus berjuang untuk melestarikan budaya bahasa Paser dan membiasakan mengajarkan bahasa Paser kepada anak cucu kita,” pesan Masitah. (MC Paser/Ropi’i)