- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 20 November 2024 | 22:52 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Kamis, 7 Maret 2024 | 20:51 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 166
Agam, InfoPublik – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam mencatat tidak ada angka putus sekolah (APS) di daerah itu. Pasalnya, berbagai program yang telah dilakukan pemerintah setempat mampu menekan APS.
Menurut Kepala Bidang SMP Disdikbud Agam, Alfiandri, angka putus sekolah di Agam bisa dikatakan tidak ada. Merujuk data di Data Pokok Peserta Didik (Dapodik) tidak ditemukan ada siswa di daerah itu yang putus sekolah.
“Saat ini pemerintah daerah juga menggencarkan PKBM atau sekolah paket. Artinya, yang benar-benar putus sekolah tidak ada,” katanya, Kamis (7/3).
Sementara itu, Plt Kepala Disdikbud Agam, Jetson, menjelaskan bahwa menekan APS menjadi fokus pemerintah daerah, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
“Dalam visi dan misi daerah, wajib belajar sembilan tahun memang menjadi fokus pemerintah daerah. Hal ini memang bertujuan untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Agam,” tuturnya.
Sejumlah program pendidikan lainnya juga disinyalir mampu menekan APS di Kabupaten Agam. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan menjadi salah satu program unggulan Bupati Andri Warman.
Dalam membangun masyarakat yang mandiri, berdaya saing, berkualitas, dan berkarakter, Bupati Andri Warman menghadirkan program prioritas pendidikan unggul untuk semua melalui “Agam Maju Generasi Pintar”.
“Guna mencetak generasi pintar, pemerintah setempat memperbanyak materi muatan lokal di sekolah, seperti agama, adat istiadat, bahasa asing,” kata Andri Warman.
Di bidang agama, siswa yang berbakat diarahkan masuk rumah tahfiz. Hal ini juga menjaga karakter generasi muda yang berasaskan Agam Madani. Sedangkan di bidang adat istiadat, diyakini banyak generasi muda yang tidak mendalami adat istiadat di Minangkabau, satu di antaranya masalah petatah petitih.
Lalu bidang bahasa internasional menjadi target pengembangan karena menurutnya banyak masyarakat Agam yang berkeinginan jadi dokter, insinyur dan lainnya, sehingga perlu didukung dengan pembekalan bahasa Inggris.
Meski demikian, pihak berwenang tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan mengentaskan APS di daerah itu. Keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat dan orang tua, dianggap penting dalam upaya ini.
“Pengawasan dan pembinaan dari orang tua, lingkungan sekitar amat perlu untuk mengentaskan angka putus sekolah ini. Kami berkomitmen tidak boleh ada siswa yang putus sekolah,” jelasnya. (MC Agam/Depit)