: Kegiatan diskusi bareng antara Media dan Stakeholder di Labuan Bajo yangbdi gagas oleh BPOLBF, tampak para Narasumber dari BPOLBF di Natas Parapuar Labuan Bajo, Juma,at (1/3).Foto Frumentius
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Jumat, 1 Maret 2024 | 22:02 WIB - Redaktur: Juli - 233
Labuan Bajo, InfoPublik - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar diskusi antara media dan stakeholder, yang dirangkaikan dengan peluncuran Calender Of Event 2024 di daratan Flores Lembata dan Bima.
Kedua acara ini berlangsung di Natas Parapuar Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/3/2024).
Dalam video yang disajikan oleh BPOLBF, sebanyak 46 event yang diselenggarakan pada 2024 di antaranya pada Januari 2024 Sewu Api Mukusaki dari Kabupaten Ende, Teba Nagi dari Kabupaten Ngada dan Raba Langga dari Kabupaten Ngada.
Februari 2024, Sewu Api Mukusaki dari Kabupaten Nagekeo, dan Festival Gutinale dari Lembata.
Maret 2024, Sinema Rakyat Nonton Bareng di Parapuar Labuan Bajo, Festival Gutinale dari Lembata, Kontras Vol 1 di Parapuar Labuan Bajo, Sunday Market di Parapuar, Semana Santa Flores Timur.
April 2024, Festival Balenagi dari Flores Timur, Festival Ligota Beach Manggarai Timur, Festival Rempu Mantik dari Kabupaten Bima.
Mei 2024 Festival Parade Kebangsaan di Kabupaten Ende. Juni 2024 Picnic Over The Hill vol 3 di Parapuar, Alor Carnaval dari Kabupaten Alor, Festival Dugong dari Kabupaten Alor, Festival Para Layang di Kabupaten Alor, dan Festival Al-Qur'an di Kabupaten Alor.
Juli 2024 Wololobon Festival di Kabupaten Ngada, Festival Golo Loni Manggarai Timur, Festival Tombo Turuk Kabupaten Manggarai.
Agustus 2024 Festival Golo Koe Labuan Bajo, Festival Songka Sae Kabupaten Manggarai, Festival Kelimutu di Kabupaten Ende, Festival Uyelewun dari Kabupaten Lembata, Festival To Ka Me dari Kabupaten Sikka.
September 2024 Festival Jelajahi Maumere di Kabupaten Sikka, Oktober 2024 Festival Lamaholot di Kabupaten Lembata, Festival Golo Curu Kabupaten Manggarai, November 2024 IFG Maraton di Labuan Bajo.
Selanjutnya, pada Desember 2024 Reba Bena Guru Sina di Kabupaten Ngada.
Stakeholder yang hadir dalam diskusi bersama ini di antaranya, Ketua DPC PHRI Kabupaten Manggarai Barat, Ketua DPC HPI Kabupaten Manggarai Barat, Ketua DPC ASITA Kabupaten Manggarai Barat, Ketua DPC ASKAWI Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Akunitas (Asosiasi Kelompok Usaha Unitas) Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Gahawisri Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Jangkar Kabupaten Manggarai Barat, Ketua DOCK (Dive Operator Community Komodo) Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Astindo Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Ketua IPI Kabupaten Manggarai Barat, Ketua Block Pengusaha Lokal Pariwisata (BPLP) Labuan Bajo, Ketua Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3kom), Ketua Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar), Ketua Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPRI), Kole Project, Trash Hero, KSU Labuan Bajo, Nomad Plastic, Pater Marsel Agot, SVD, Labuan Bajo Info, Labuan Bajo Channel, Bajo Talk Podcast, Kolektif Videoge, Info.bajo, Admin Dispar Mabar dan Admin Poltek elBajo Commodus.
Dalam dua agenda di Parapuar, tampil sebagai Narasumber kegiatan diskusi di antaranya, Plt.Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Fransiskus Teguh, Direktur Destinasi BPOLBF Konstantinus Ndandu, Direktur Pemasaran BPOLBF Reysa Niloperbowo, Kepala Divisi Investasi BPOLBF Jaques Marbun dan di pandu oleh Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF Sisilia Jemana.
Frans Teguh dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya perlu mengomunikasikan kepada publik berbagai event yang akan digelar pada 2024, di antaranya Flores Lembata dan Bima.
Harapannya beberapa event dilaksanakan untuk menggerakan roda perputaran ekonomi bisa berjalan, dan diharapkan event ini bisa berjalan sesuai dengan jadwal.
Frans Teguh lebih jauh menjelaskan dalam memajukan Pariwisata Labuan Bajo, hal yang paling penting adalah tidak boleh mengabaikan masyarakat, minimal masyarakat harus mendapatkan dampak kesejahteraan.
Demikian halnya dengan pariwisata premium, tidak berarti membangun infrastruktur yang mewah. Namun yang paling penting bagaimana menghadirkan pengalaman premium berbasis masyarakat. "Pariwisata berbasis masyarakat pasti akan melibatkan berbagai komponen," katanya.
Sedangkan untuk membangun kawasan Parapuar yang dikelola oleh BPOLBF, pada prinsipnya tidak akan mengabaikan lingkungan dan budaya lokal.
Sementara Direktur Destinasi Konstantinus Ndandu mengatakan, dalam mengembangkan kawasan Parapuar ke depan, harapannya 20 persen dari kawasan itu digunakan untuk membangun infrastruktur, sedangkan selebihnya menanam sejumlah tanaman yang memberi banyak manfaat untuk melestarikan lingkungan seperti pohon salam dan beberapa jenis pohon lokal yang mampu mempertahankan ekologi dan hidrologi.(Frumentius MC Manggarai Barat)