- Oleh MC KAB AGAM
- Kamis, 28 November 2024 | 12:41 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 27 Februari 2024 | 00:05 WIB - Redaktur: Juli - 439K
Lumajang, InfoPublik– Di tengah gemuruh sejarah yang terukir di tepi jalan, Desa Tukum kembali mencatat langkah monumentalnya, terutama di Jalan Sariwangi.
Keputusan warga lingkungan RT 006 Pandansari, didukung oleh tokoh masyarakat, untuk mendirikan sebuah gapura, telah menambahkan babak baru dalam kisah sejarah lokal yang kaya.
Walau gapura sudah tegak berdiri di RT 003 dan RT 004, namun semakin nyata kebutuhan akan simbol persatuan, mengingat RT 006 Pandansari yang berbatasan langsung dengan dusun Pandanwangi. Dengan hanya dipisahkan oleh jalan dan keberadaan SD Negeri Tukum 02, semangat untuk merajut kebersamaan semakin mengemuka.
"Ini adalah momen bersejarah bagi kami, warga Pandansari dan Pandanwangi, untuk bersatu dalam semangat yang sama," ujar Kepala Dusun Pandansari, Agus Wibowo saat diwawancarai di sela kesibukannya, Senin (26/2/2024).
Menurut Agus, Jalan Sariwangi bukan sekadar penghubung antardusun. Sejarah panjang masyarakat Desa Denok dan sekitarnya telah memberikan warna Jalan Sariwangi. Selain itu, jalan tersebut menjadi akses utama menuju Jalan Makam Tukum Lor, memberikan nilai historis yang tak ternilai bagi penduduk desa.
“Farid Wazdi adalah inisiator yang memberi nama jalan maupun Gapura Sariwangi, menggabungkan kata terakhir dari kedua dusun pandanSARI dan PandanWANGI,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RW 002 Dusun Pandansari, Moh. Syaiful Rizal, menambahkan bahwa proses pembangunan gapura melibatkan kerja sama erat antara warga Pandansari dan Pandanwangi. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, partisipasi aktif dari seluruh masyarakat setempat telah membuahkan hasil.
Lebih dari sekadar simbol fisik, Gapura Sariwangi mengandung makna yang lebih dalam. Masyarakat merefleksikan semangat gotong royong dan kebersamaan sebagai pondasi dalam membangun komunitas yang tangguh.
“Nama Jalan dan Gapura Sariwangi diresmikan tepatnya pada 17 Agustus 2022 lalu. Langkah ini menjadi momentum penting dalam menjaga dan mewarisi kearifan lokal serta persatuan di tengah dinamika modernisasi,” pungkasnya. (MC Kab. Lumajang/KIM Tukum Mandiri/Rul/An-m)