:
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 7 Februari 2024 | 09:33 WIB - Redaktur: Tobari - 89
Sleman, InfoPublik - Setiap aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari hampir selalu menghasilkan limbah. Salah satunya adalah used cooking oil (UCO) atau minyak goreng bekas (jelantah), yaitu minyak goreng yang telah dipanaskan berulang kali.
Setelah digunakan berkali-kali, minyak jelantah biasanya dibuang ke tanah atau air, yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan manusia.
Permasalahan jelantah juga terjadi pada rumah tangga ibu–ibu anggota ‘Aisyiyah Donokerto I. Untuk mengatasinya, maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik.
Bekerjasama dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dipimpin Agus Nugroho Setiawan, anggota Aisyiyah Donokerto I melakukan pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi berbagai produk bermanfaat yang diikuti 30 orang, Sabtu (3/2/2024).
“Minyak jelantah apabila dikonsumsi terus menerus dapat membahayakan tubuh karena mengandung asam lemak jenuh yang sangat tinggi sehingga dapat memicu berbagai penyakit,” ujar Perdana Priya Haresmita, M. Pharm. Sci, salah satu narasumber dalam pelatikah.
“Penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu berdampak pada kesehatan akibat deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan hepar,” ujarnya.
Setelah mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang dampak penggunaan minyak jelantah, selanjutnya dilakukan pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin jelantik dan sabun cuci tangan dengan trainer Sherin Nawang Nauroh Nazhifah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sherin menyampaikan minyak jelantah dapat diolah menjadi berbagai macam barang yang bermanfaat dan aman bagi manusia, antara lain lilin jelantah aromaterapik (lilin jelantik), sabun cair untuk cuci tangan, sabun mandi batangan, dan sebagainya.
Dalam pembuatan lilin jelantik, minyak jelantah dengan bantuan bahan kimia kalium hidroksida (KOH) dapat dicampur dengan air, kemudian ditambahkan dengan esense sesuai kesenangan misalnya bau lavender, melati, kopi, dan sebagainya.
“Setelah semua bercampur, selanjutnya dituangkan dalam gelas atau mangkok dan diberi sumbu dari benang untuk dipadatkan sampai membentuk lilin aroma terapi,” lanjutnya. (Arief Hartanto/toeb)