:
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 7 Februari 2024 | 09:41 WIB - Redaktur: Tobari - 30
Sleman, InfoPublik - Sebagai bentuk aktualisasi peran warga negara dalam menghadapi Pemilihan Umum 14 Februari 2024, Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan PPK Depok Sleman Adi Yananta mengatakan kesiapan penyelenggara Pemilu tingkat Kecamatan dalam menyongsong pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Dalam kegiatan Pelatihan dan Pembekalan Pengawas TPS Pemilu 2024 di Kecamatan Depok di Gedung Serbaguna Kalurahan Condongcatur, Selasa (6/2/2024) itu, Adi menyampaikan bahwa pemilu sebagai bentuk rutinitas lima tahunan dalam suksesi pemimpin bangsa harus disambut dengan bijak.
Terlebih kepada kaum muda Adi berharap, tidak boleh apatis dan tidak perlu fanatisme berlebihan atau bersikap biasa-biasa saja. Karena sebagai warga negara yang baik, harus mengedepankan logika berfikir dan dialog dalam menentukan sikap.
“Jangan karena pemilu, kemudian hubungan kita menjadi berantakan, dan justru meninggalkan etika demokrasi dalam berbangsa,” ujarnya, seolah melanjutkan, “Pemilu kali ini banyak pihak yang menyatakan sebagai pemilu paling brutal, karena banyak kepentingan yang menyertai, tidak lagi pada subtansinya pokok yakni memilih pemimpin bangsa dan wakil rakyat,” ujar Adi, mengelaborasi berbagai pendapat.
Selanjutnya, Adi menjelaskan, setelah kemerdekaan 1945 bangsa Indonesia mengikrarkan diri sebagai negara republik yang berkedaulatan rakyat, konsekuensinya adalah negara dikelola oleh tiga unsur kekuasaan. Diantaranya adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
“Politik juga mengajari kaum muda bagaimana membangun jejaring untuk mencari sosok pemimpin dan memilih wakil rakyat yang membawa aspirasinya dalam ikut membangun bangsa,” tegas Adi.
Karena itu, menurut Adi, penting bagi kaum muda harus bisa memahami apa itu politik cerdas yang didasari dari kemauan dan modal sosial yang kuat. Bukan lagi politik kapital, artinya siapa yang memiliki modal materi yang kuat dan besar itulah yang akan terpilih.
Diakhir diskusi, mantan pengawas TPS Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 ini memberi pesan pada kaum muda, bahwa pendidikan politik adalah yang mengajarkan positif campaign bukan lagi negatif campaign.
“Dan ini dimiliki oleh kaum muda dengan kemampuan jejaring sosialnya dan cara pandang moderat, diharapkan bisa menyambung dan menyampaikan tentang pentingnya positif campaign,” pungkasnya. (Athiful/KIM Depok/toeb)