- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 20 Desember 2024 | 20:24 WIB
: Ilustrasi Kelereng. foto/Istockphoto
Oleh MC KAB LUMAJANG, Sabtu, 20 Januari 2024 | 22:22 WIB - Redaktur: Juli - 4K
Lumajang, InfoPublik - Di tengah kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan gadget serta handphone, beberapa permainan tradisional anak tampaknya telah menghilang dari radar.
Salah satu korban dari revolusi digital ini adalah permainan kelereng, yang kini semakin jarang dimainkan oleh anak-anak.
Kelereng, sebuah mainan murah meriah yang dulunya sangat populer, kini tergeser oleh pesona gadget yang menawarkan pengalaman bermain yang lebih modern. Namun, tidak semua tempat kehilangan kegemaran pada permainan tradisional ini. Di Desa Sumberwringin, anak-anak masih setia memainkan kelereng sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
Meskipun permainan kelereng cenderung sederhana, anak-anak di Dusun Sumur RT 001 RW 003 Desa Sumberwringin Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tampak menikmati setiap momen bermain mereka. Setiap sore, setelah beraktivitas di Madrasah Diniyah (Madin) dan sebelum mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) setempat, anak-anak tersebut menyempatkan waktu untuk bermain kelereng bersama teman-teman sebaya mereka.
Salah satu anak remaja yang tinggal di Dusun Sumur Desa Sumberwringin, Muzakki Firmansyah menjelaskan, bahwa kali ini dirinya merasakan kembali ke masa kecilnya dahulu bermain kelereng bersama teman sebayanya.
"Ini memang permainan sepanjang jaman dikalangan anak-anak dari jaman dulu hingga sekarang. Kita sebagai pemuda wajib mengapresiasi kepada anak-anak yang masih ikut melestarikan permainan tradisional. Semoga permainan kelereng dan permainan tradisional lainnya tetap eksis di kalangan anak-anak Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, bermain kelereng tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mempererat pertemanan.
"Seru, kalau tembakannya meleset pasti ketawa bersama-sama," katanya sambil fokus pada permainan tradisional tersebut.
Bermain kelereng juga ternyata tidak hanya sekadar hiburan. Selain melatih kemampuan motorik, permainan ini memerlukan fokus saat melempar atau mengarahkan kelereng agar mengenai sasaran.
"Jadi ada garis segitiga, terus kelereng yang ada di dalamnya kita bidik dan ditembak hingga keluar garis," jelasnya.
Namun, yang lebih menarik adalah bahwa permainan kelereng tidak hanya mempertahankan tradisi bermain, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sosial. Bermain kelereng dapat menambah teman tanpa perlu saling kontak fisik, sehingga terhindar dari bentrokan antar anak. Sebaliknya, bermain kelereng justru menjadi pemicu untuk memperluas lingkaran pertemanan.
"Walaupun permainan tradisional ini sudah hilang di beberapa tempat, tapi kami di Desa Sumberwringin tetap setia memainkannya. Kami bermain di sore hari, kemudian kalau sudah selesai kami pulang dan lanjut mengaji,” tutupnya sambil tersenyum bahagia disela-sela memainkan permainan tradisional itu.
Lanjut dia, dengan semangat anak-anak Desa Sumberwringin yang masih mempertahankan kegemaran pada permainan kelereng, mungkin tradisi bermain tersebut masih memiliki tempat di tengah arus modernitas. Meski gadget terus berkembang, permainan kelereng tetap menjadi bagian berharga dari masa kecil yang tidak tergantikan. (MC Kab. Lumajang/KIM Desa Sumberwringin/Ang/An-m)