:
Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 16 Januari 2024 | 15:40 WIB - Redaktur: Tobari - 67
Sleman, InfoPublik - Kapanewon Depok melalui Jawatan Kemakmuran menyelenggarakan kegiatan Pembinaan bagi Pengelola Sampah Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM)- Kapanewon Depok, Senin (15/1/2024), bertempat di Sasana Anglocitatama Kompleks Kantor Kapanewon Depok.
Ketua JPSM Tri Karya Mandiri Erlherlianty menyampaikan bahwa Kapanewon Depok yang terdiri dari 3 kelurahan saat ini memiliki 66 kelompok pengelola sampah mandiri (KPSM) baik berupa Bank Sampah (BS) dan Shodaqoh sampah (SS)
"Harapannya KPSM yang ada di kapanewon Depok mampu mengurangi sampah dan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah,” ujar Herli.
Ia juga mengingatkan mengenai dampak penutupan TPA Piyungan mengharuskan masing-masing daerah mengolah sampahnya sendiri. “Meski TPST Tamanmartani sudah beroperasi namun belum bisa menampung semua sampah dari kabupaten Sleman. karena kapasitas hanya 90 ton per hari,” ungkapnya.
Panewu Depok Wawan Widiantoro, SIP, MPA menyampaikan bahwa kapanewon Depok memiliki 274.000 penduduk. Jika satu hari satu orang menghasilkan 0,7 kg sampah maka sampah di Depok191.8 ton.
“Maka keberadaan KPSM sangat dibutuhkan. Pengelolaan dan pemilahan sampah dari sumbernya harus digalakkan untuk menekan timbulan sampah,” ungkap Wawan.
Kepala Jawatan Kemakmuran Depok Isti Fajaroh, terus mengampanyekan gerakan sadar memilah sampah dari rumah untuk mengurangi jumlah sampah masuk ke TPA.
Juga dikatakan bahwa jumlah KPSM yang ada di Depok belum bisa mencakup semua wilayah. Harapannya akan tumbuh banyak lagi KPSM di setiap RW.
"Setiap KPSM akan mendapatkan fasilitas dari DLH Sleman berupa sarana prasarana, fasilitasi kelembagaan, Studi tiru serta pelatihan dengan mengajukan proposal dan sudah memiliki SK pendirian kelompok dari kalurahan,” ungkap Isti.
Fasilitator lapangan DLH Sleman Dias Oktri Raka Setiadi menjelaskan keberadaan TPST Tamanmartani Kalasan memberi harapan untuk mengelola sampah kabupaten Sleman sampai tuntas.
Meski saat ini kapasitas baru bisa mengelola sekitar 90 ton sampah perhari namun tidak ada residu yang tersisa, karena residu yang tidak laku dilapak akan dibuat RDF.
Ia menjelaskan, dengan peralatan yang sudah dipersiapkan residu akan dicacah menjadi seukuran 5 cm dan dikeringkan dengan kadar air yang telah ditentukan dan RDF akan dikirim ke pabrik Semen Cilacap untuk dipergunakan untuk bahan bakar pengganti batubara.
"Nantinya Kabupaten Sleman akan membangun Beberapa TPST lagi untuk menyelesaikan sampah yang ada di Sleman," jelas Dias. "TPST Taman martani hanya menerima residu yang masuk dengan mobil dump truck DLH Sleman,” tambahnya. (Ayu/KIM Depok/toeb)