: Puluhan Masyarakat Sampaikan Aspirasi, Ini Penjelasan Pj Bupati PPU
Oleh MC KAB PENAJAM PASER UTARA, Kamis, 11 Januari 2024 | 19:56 WIB - Redaktur: Kusnadi - 90
Penajam, InfoPublik - Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Makmur Marbun memberi penjelasan langsung kepada puluhan masyarakat yang tengah menyampaikan aspirasinya di halaman depan Kantor Bupati PPU, Kamis (11/1/2024) siang.
Dari sejumlah aspirasi yang disampaikan masyarakat Kecamatan Penajam ini salah satunya terkait kelangkaan tabung gas LPG subsidi 3 kg yang terjadi di PPU akhir-akhir ini.
Pj Bupati PPU Makmur Marbun mengatakan terkait persoalan kelangkaan gas bersubsidi di Kabupaten PPU bahwa dirinya tidak tinggal diam melihat persoalan tersebut.
Bahkan dalam beberapa hari terakhir telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah agen dan pangkalan LPG untuk melihat langsung ketersediaan LPG di sana serta memastikan tidak adanya penimbunan dan harga tetap stabil sampai kepada masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kelangkaan LPG ini dirinya juga telah memanggil PT. Pertamina Patra Niaga Balikpapan dan para pimpinan agen penyalur LPG yang berada di PPU.
"Saya saat itu juga minta agar kekosongan gas di PPU harus segera diselesaikan. Kami dari pemda bahkan membantu menyiapkan personel dan kendaraan untuk membantu,” terangnya.
Makmur Marbun juga mengungkapkan, kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi di Benuo Taka lantaran diduga sebagian pasokan gas LPG 3 kg PPU dijual ke Kabupaten Paser.
Karena, harga gas LPG di Kabupaten Paser lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg yang ditetapkan Pemkab PPU.
“Gas LPG 3 kg banyak yang lari ke Paser karena harganya lebih mahal. Saya berjanji, masalah ini akan saya benahi,” terangnya.
Makmur Marbun mengungkapkan di hadapan puluhan pendemo, bahwa pemerintah daerah akan mengajukan penambahan kuota gas LPG 3 kg ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Karena adanya Ibu Kota Nusantara (IKN), kebutuhan pemakaian gas LPG 3 kg terus mengalami peningkatan. Namun, tidak ada penambahan kuota gas LPG 3 kg.
“Sekarang PPU tidak boleh lagi disamakan dengan kondisi dulu, setelah adanya pembangunan IKN maka kuotanya harus ditambah,” tandasnya.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi ini Ibrahim mengatakan bahwa, keluhan utama masyarakat yakni sulitnya mendapatkan gas LPG. Dia menjelaskan bahwa, selama ini tabung gas 3 kg sangat sulit ditemui masyarakat.
Jika mencari sejak pagi, hingga malam hari pun tabung gas tak kunjung didapatkan.
Apabila berhasil mendapatkan tabung gas, maka harganya Rp35 hingga Rp50 ribu per tabung. Melonjak tinggi dari harga biasanya yang hanya Rp25 ribu.
Ia mengungkapkan, kekecewaannya bahwa pemerintah daerah hanya melakukan sidak, tetapi tidak ada solusi nyata dilapangan.
"Masyarakat tetap kesulitan mendapatkan kebutuhan mereka. LPG langka itu seolah ada pembiaran, saya bawa tabung gas dari pagi sampai malam tidak ketemu, bagaimana kita mau masak," ungkapnya.
Harga gas LPG yang dinaikkan oleh pengecer itu, kata Ibrahim karena tidak adanya pengawasan ketat dari pemerintah daerah. Ketegasan pemerintah diperlukan, karena kejadian ini juga terus berulang.
"Anehnya pengecer itu bisa mendapatkan tabung gas, tapi masyarakat tidak, itu karena pemerintah tidak mengawasi," ujarnya. (Humas6/Humprot/*DiskominfoPPU).